Monday, November 4, 2024

Serunya Kuliah di Program D4 Produksi Media: Siapkan Diri Jadi Content Creator Profesional!

Kuliah di program D4 Produksi Media itu ibarat jalan pintas buat kamu yang punya passion di dunia digital, audio-visual, atau bahkan mimpi jadi content creator. Berbeda dari program  S1 pada umumnya, D4 menawarkan pendekatan praktis yang lebih intens selama 4 tahun, dan gelar yang diperoleh setara dengan S1. Bayangkan, kamu enggak cuma belajar teori, tapi bakal langsung praktek mengasah skill dan memahami realitas industri kreatif.

Di program D4 Produksi Media, kamu enggak hanya akan belajar soal teknik kamera, editing video, atau pembuatan konten kreatif, tapi juga tentang strategi bisnis media. Kamu akan diajarkan cara membaca tren, tentang hukum dan etika media, hingga bikin konten yang engaging dan bernilai jual tinggi. Selain itu, ada kesempatan untuk belajar produksi TV, manajemen produksi, hingga live streaming—semua keterampilan ini jadi hot skill buat para media kreator di era digital sekarang.

baca juga Beda S1 dan Sarjana Terapan

Tugas-tugas yang diberikan pun bukan sekedar teori, tetapi proyek nyata yang nantinya bisa kamu pakai buat portofolio. Mulai dari tugas bikin short movie, vlog kreatif, sampai produksi acara live streaming di kanal YouTube. Jadi, setelah lulus, kamu sudah siap terjun ke dunia kerja atau bahkan langsung jadi freelancer atau content creator mandiri.

Selain itu, kuliah di program ini juga bakal mempertemukan kamu dengan teman-teman se-passion, jadi serasa punya creative squad yang selalu mendukung ide-ide gila kamu. Asiknya lagi, lokasi kampus berada dalam lingkungan studio SCTV dan Indosiar sehingga kamu bakal merasakan suasana produksi sesungguhnya.

baca juga Mengenal D4 Produksi Media

Promo Early Bird: Potongan 60% dan Cicilan Terjangkau!

Tunggu apa lagi? Buat kamu yang daftar sekarang, ada promo early bird dengan potongan 60% (akhir Nov 2024) yang bikin biaya kuliah jadi makin ringan! Hanya 5.6 juta/semester atau  cicilan mulai dari Rp933.000/bulan, kamu sudah bisa menikmati pengalaman kuliah seru dan langsung belajar skill yang relevan di industri kreatif.

Jangan lewatkan kesempatan ini! Segera daftar dan wujudkan impianmu jadi kreator media profesional bersama D4 Produksi Media! 

Info Pendaftaran

Tuesday, October 29, 2024

Bener Gak Sih Gen Z Itu Malas ?

Pernah dengar stereotip yang bilang kalau Gen Z itu malas? 🤔 Stereotip ini sering muncul dari generasi sebelumnya yang mungkin belum sepenuhnya memahami cara kerja dan hidup Gen Z. Tapi, apa benar begitu? Yuk, kita bongkar mitos ini dan lihat sisi lain dari generasi yang katanya “pemalas” ini! 👇


1. Gen Z Itu Smart Worker, Bukan Hard Worker Saja

Gen Z punya pendekatan kerja yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih suka bekerja secara efisien, bahkan sering kali mengutamakan hasil daripada durasi jam kerja. Kalau ada teknologi yang bisa bantu mereka menyelesaikan tugas lebih cepat, kenapa nggak? 🚀

Sebagai contoh, mereka lebih memilih pekerjaan yang fleksibel atau remote, yang memberi kebebasan dalam menentukan waktu dan tempat kerja. Bagi mereka, ini bukan soal malas, tapi soal cerdas dalam mengelola waktu dan energi. Dengan begitu, mereka bisa menyelesaikan lebih banyak tugas tanpa harus terikat jadwal kerja yang kaku.

baca juga masa depan profesi Cameraman

2. Keseimbangan Hidup Itu Penting (Bukan Tanda Malas!)

Satu hal yang jadi fokus utama Gen Z adalah work-life balance. Generasi ini sadar banget soal pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Mereka nggak mau lagi mengorbankan kesehatan untuk pekerjaan. Di sini, Gen Z sangat berbeda dari generasi sebelumnya yang mungkin lebih berfokus pada karier, bahkan sampai lembur demi mengejar posisi tertentu. ✨

Jadi, ketika Gen Z memilih untuk istirahat, olahraga, atau melakukan hobi di tengah pekerjaan, itu bukan tanda kemalasan. Malah, mereka percaya bahwa keseimbangan hidup ini bisa membuat mereka lebih produktif dan bahagia.

3. Teknologi Bukan Cuma Buat Hiburan, Tapi Juga Produktivitas

Buat Gen Z, teknologi itu bukan cuma hiburan atau media sosial. Mereka benar-benar memanfaatkan teknologi buat segala hal, termasuk pekerjaan. Mulai dari tools otomatisasi hingga aplikasi produktivitas, semua mereka manfaatkan untuk mempercepat pekerjaan. 📱💡

Bahkan, banyak dari mereka yang sudah sangat fasih dengan teknologi seperti AI atau software lain yang bisa membantu menyelesaikan tugas lebih cepat. Teknologi ini membuat mereka bisa “kerja lebih sedikit, tapi hasil lebih banyak.” Kalau ada yang bilang ini malas, mungkin mereka belum melihat seberapa efektif hasil akhirnya!

4. Gen Z = Generasi Perubahan

Selain cara kerja yang beda, Gen Z juga terkenal karena semangat mereka dalam menggerakkan perubahan. Generasi ini sering kali vokal terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan kesehatan mental. Mereka nggak ragu untuk berdiri di barisan depan dalam mendukung kampanye atau aksi positif.

Lewat media sosial, Gen Z memanfaatkan platform untuk menyuarakan hal-hal penting yang kadang dianggap tabu oleh generasi sebelumnya. Jadi, mereka jelas bukan malas, tapi punya cara unik untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. 💪

Gen Z Cocok Bekerja di Dunia Kreatif

Gen Z punya karakter yang pas banget untuk terjun ke dunia kreatif, terutama karena mereka dikenal inovatif, tech-savvy, dan berani bereksperimen dengan ide-ide baru. Industri kreatif seperti produksi media adalah bidang yang membutuhkan pemikiran segar, fleksibilitas, dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi – hal-hal yang sudah jadi kekuatan utama Gen Z. Kuliah di jurusan produksi media juga memberikan Gen Z kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai platform dan teknologi, mulai dari media sosial, editing video, hingga teknik produksi digital. Ini adalah tempat yang tepat buat mereka menyalurkan kreativitas sekaligus mengasah keterampilan teknis yang semakin dibutuhkan di era digital sekarang.

Kesimpulan

Jadi, apakah Gen Z itu malas? Tidak! Mereka punya cara yang berbeda dalam bekerja dan menjalani hidup. Dari memilih pekerjaan yang lebih fleksibel, fokus ke keseimbangan hidup, hingga memanfaatkan teknologi, semuanya adalah pilihan yang dibuat dengan pertimbangan matang.

Stereotip “malas” sepertinya muncul karena perbedaan perspektif generasi, tapi bukan berarti benar! Setiap generasi punya caranya masing-masing, dan Gen Z jelas membawa cara kerja baru yang lebih adaptif. ✨

sumber

Sunday, October 27, 2024

"Ternyata, Handycam Bukan Nama Jenis Kamera! Kamu Salah Kaprah Selama Ini?"

Handycam memang kerap dianggap sebagai nama jenis kamera video, padahal sebenarnya, Handycam adalah merek dagang khusus dari Sony untuk lini kamera video portabel mereka yang dikenal juga sebagai camcorder. Banyak yang menyebut semua camcorder sebagai "handycam," sama seperti banyak orang menyebut semua air mineral dengan merek Aqua atau semua fotokopi dengan kata Xerox. Merek Handycam ini sendiri sudah dipatenkan oleh Sony sejak era 1980-an, dan hingga saat ini, masih menjadi ikon dalam dunia videografi portabel.


1. Sejarah Singkat Handycam dan Peran Sony

Sony pertama kali memperkenalkan camcorder Handycam pada 1985, bertujuan untuk menyediakan kamera video yang kecil, praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Dengan teknologi yang mumpuni, produk-produk Handycam saat itu menjadi pelopor camcorder compact yang populer digunakan di rumah-rumah untuk keperluan dokumentasi keluarga hingga video amatir. Seiring waktu, Handycam juga banyak digunakan oleh jurnalis, kreator konten, hingga pelajar.

baca juga Camcorder dan Handycam

2. Mengapa Banyak yang Salah Persepsi?

Kesuksesan produk Sony dalam lini Handycam membuatnya terkenal hingga ke seluruh dunia. Nama Handycam pun cepat melekat di pikiran konsumen. Fenomena ini dikenal dalam pemasaran sebagai generic trademark, di mana merek yang sangat terkenal hingga mempengaruhi persepsi orang terhadap seluruh kategori produk tersebut. Sebut saja seperti GoPro yang sering diasosiasikan dengan action camera atau Polaroid yang identik dengan kamera instan.

3. Camcorder Lain di Luar Handycam

Meskipun Handycam adalah salah satu yang populer, camcorder tidak hanya terbatas pada merek Sony. Merek-merek lain seperti Canon, Panasonic, dan JVC juga memproduksi camcorder yang memiliki berbagai fitur berbeda. Beberapa kamera bahkan sudah disesuaikan untuk penggunaan khusus seperti camcorder untuk produksi berita, sinematografi, hingga konten digital. Variasi camcorder dari brand-brand ini sangat luas, menawarkan beragam fitur seperti stabilisasi gambar, zoom optik, dan kualitas resolusi yang bervariasi dari Full HD hingga 4K.

baca juga Tips Menggunakan Camcorder

4. Perkembangan Handycam dan Teknologi di Dalamnya

Selama bertahun-tahun, Sony terus mengembangkan teknologi dalam lini Handycam-nya, menghadirkan fitur-fitur mutakhir seperti optical steady shot, touch screen display, hingga kemampuan merekam video dalam resolusi tinggi. Salah satu fitur unggulan dari Handycam adalah Balanced Optical SteadyShot yang sangat membantu dalam menghasilkan video yang stabil bahkan ketika sedang berjalan. Fitur ini menjadi salah satu yang membedakan Handycam dari camcorder biasa lainnya.


Thursday, October 24, 2024

Ingin Menjadi Bagian Industri Kreatif di Era Digital? Kuliah di IMDE

Dunia kreatif saat ini berkembang pesat, mulai dari produksi konten, film, televisi, hingga bisnis digital. Semua aspek kehidupan kini dipengaruhi oleh kreativitas, dan di sinilah Institut Media Digital EMTEK (IMDE) hadir sebagai tempat yang tepat bagi generasi muda yang ingin terlibat langsung dalam industri kreatif. Berada di bawah naungan grup media raksasa EMTEK, IMDE menawarkan program studi yang mendukung pengembangan potensi kreatif dan profesional di bidang media dan digital.




Bagi kamu yang memiliki mimpi untuk berkarir di industri kreatif, berikut beberapa alasan mengapa IMDE bisa menjadi pilihan terbaik.

baca juga Prodi keren dan banyak peminatnya

Kampus kreatif masa depan

IMDE memiliki beberapa program studi unggulan yang relevan dengan kebutuhan dunia kreatif saat ini. Kamu bisa memilih program studi yang paling sesuai dengan passion dan bakatmu:

·         Produksi Media: Prodi yang menghasilkan lulusan sarjana terapan profesional yang mampu berkiprah di industri kreatif dalam bidang produksi media. Memiliki kompetensi dalam membuat perencanaan, memroduksi, dan mampu mengevaluasi konten media untuk berbagai platform. 

·         Kajian Film, TV, & Media: yang mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional yang kreatif dan kritis dalam industry film, televisi dan media.

·         Produksi Entertainment: Di sini, kamu belajar  mempelajari tentang berbagai keilmuan di bidang Produksi Entertainmen, baik itu seni teater, musik, tari, dan seni pertunjukan lainnya. 

·         Bisnis Digital: Prodi ini mengajarkan dalam merancang dan menjalankan bisnis yang berbasis digital. Ilmu yang akan diperoleh merupakan perpaduan dari manajemen, bisnis, teknik informatika, dan sistem informasi. 

·         Komunikasi Massa: Ahli Madya di bidang penyiaran, periklanan dan media digital yang terampil dalam membuat konten kreatif yang bisa dipakai dalam acara televisi atau media massa lainnya, ditambah dengan bekal ilmu periklanan seperti copywriting, strategi pemasaran, produksi iklan.

baca jugaBeda gelar S.Tr.I.Kom dan S.I.Kom

Belajar Langsung dari Industri

Salah satu keunggulan IMDE yang sulit disaingi kampus lain adalah kedekatannya dengan industri. Sebagai bagian dari EMTEK Group yang membawahi SCTV, Indosiar, Mentari, Moji dan berbagai platform digital lainnya, mahasiswa IMDE mendapatkan pengalaman praktis yang nyata. Ini termasuk kesempatan magang, kolaborasi dalam produksi, dan networking langsung dengan para profesional di industri kreatif.

Bayangkan, saat kuliah, kamu bisa terlibat dalam produksi konten untuk platform besar, atau bahkan berpartisipasi dalam acara yang disiarkan secara nasional. Ini bukan hanya pengalaman, tetapi langkah awal untuk menjejakkan kakimu dalam dunia industri kreatif.

Lokasi Kampus dalam lingkungan industri

IMDE memiliki keunggulan unik karena berlokasi di lingkungan kompleks Indosiar-SCTV, yang memberikan mahasiswa akses langsung ke industri media dan hiburan. Dengan fasilitas profesional yang digunakan oleh dua stasiun televisi nasional, mahasiswa dapat belajar dalam suasana nyata dunia kerja, mulai dari produksi konten, penyutradaraan, hingga penyiaran. Selain itu, kedekatan dengan Indosiar dan SCTV membuka peluang magang, kolaborasi, serta pengalaman langsung di lapangan, menjadikan IMDE tempat yang ideal untuk membangun jaringan dan keterampilan yang relevan dengan industri kreatif dan media

Kurikulum yang Selalu Update dengan Perkembangan Industri

Di dunia kreatif, teknologi dan tren terus berubah. IMDE menyadari hal ini dan selalu memperbarui kurikulum agar mahasiswa mendapatkan materi yang relevan dengan perkembangan industri terkini. IMDE juga mendorong kolaborasi antar mahasiswa dari berbagai prodi, agar terbiasa bekerja dalam tim lintas disiplin—persis seperti yang terjadi di dunia industri kreatif yang sesungguhnya.

lihat juga media sosial produksi media

Menjadi Bagian dari Komunitas Kreatif yang Berkembang

Kreativitas tidak hanya muncul dari proses belajar di kelas, tapi juga dari lingkungan yang mendukung. Di IMDE, kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat dan semangat yang sama dalam menciptakan karya. Kolaborasi, pertukaran ide, dan dukungan antar mahasiswa menjadi bagian penting dari pengalaman kuliah di sini.

Dengan bergabung di berbagai kegiatan kampus, seperti Fotografi, Videografi, Bropela, dan  Kesenian. Kamu akan merasa menjadi bagian dari komunitas kreatif yang dinamis dan terus berkembang.

Prospek Karier yang Cerah di Industri Kreatif

IMDE tidak hanya membekali mahasiswanya dengan keterampilan teknis dan kreatif, tetapi juga membuka jalan untuk karier yang sukses. Lulusan IMDE memiliki peluang besar untuk bekerja di berbagai bidang kreatif, mulai dari perusahaan media besar, PH, startup teknologi, hingga membangun bisnis kreatif sendiri.

Kedekatan IMDE dengan industri juga memastikan kamu mendapatkan akses eksklusif ke peluang kerja, proyek kolaboratif, dan jaringan profesional yang luas. Lulusan IMDE siap bersaing di dunia kerja karena sudah memiliki portofolio dan pengalaman yang nyata selama masa studi.

Prodi Produksi Media: Menjawab Kebutuhan Konten di Era Digital

Di era digital, kebutuhan akan konten yang menarik, berkualitas, dan relevan semakin tinggi. Berbagai platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, hingga layanan streaming membutuhkan konten yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memiliki nilai produksi yang baik. Inilah mengapa Prodi Produksi Media menjadi sangat dibutuhkan.

Di tengah pesatnya perkembangan digital, storytelling melalui video menjadi alat penting dalam pemasaran dan komunikasi. Lulusan prodi ini memiliki peluang karier yang luas, mulai dari produser konten, videografer, hingga editor, di industri media, hiburan, dan periklanan, serta berperan penting dalam produksi konten orisinal di platform streaming.

 

 

 

 



Tuesday, October 22, 2024

Revolusi Broadcast: Peluang Emas di Tengah Tantangan Era Digital

Di era digital seperti sekarang, dunia broadcast telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Dari TV tradisional hingga layanan streaming dan podcasting, industri ini menawarkan peluang besar bagi siapa saja yang tertarik. Tapi, di balik semua peluang itu, tentu ada tantangan yang harus dihadapi. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang profesi, peluang, dan tantangan yang ada di dunia broadcast!




Apa Itu Dunia Broadcast?

Broadcast adalah proses menyebarkan informasi atau hiburan melalui media massa seperti televisi, radio, atau platform digital. Bayangkan, program yang kamu tonton di TV atau podcast yang kamu dengarkan setiap pagi, semua itu adalah hasil dari kerja keras tim broadcast. Teknologi yang digunakan dalam penyiaran ini juga terus berkembang, dari siaran analog hingga digital, dan sekarang, semakin banyak orang beralih ke OTT (Over The Top) seperti Netflix, YouTube, dan layanan streaming lainnya.


Profesi-Profesi Menarik di Dunia Broadcast

Industri broadcast nggak hanya soal tampil di depan kamera, lho! Banyak profesi lain yang berperan penting di balik layar. Beberapa di antaranya adalah:

Produser

Profesi sebagai produser memiliki peran kunci dalam kesuksesan sebuah acara televisi. Produser bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi, mulai dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, hingga evaluasi program. Dalam kesehariannya, produser memastikan kelengkapan siaran, memberi pengarahan kepada kru, memantau jalannya acara, dan mengevaluasi hasil produksi. Dengan tanggung jawab yang besar ini, kemampuan leadership yang baik sangat diperlukan agar produser dapat mengelola tim produksi secara efektif.

Program Director (PD)

Program Director memiliki tanggung jawab dalam mengawasi aspek kreatif dari sebuah acara atau film di bawah produser. Mereka berwenang untuk menentukan bagaimana jalannya acara tersebut. Selain itu, Director juga bertugas memastikan bahwa naskah yang telah dibuat diimplementasikan sesuai dengan proses pengambilan gambar.


Cameraman

Profesi ini bisa dibilang sebagai salah satu peran paling penting dalam produksi acara televisi. Tidak akan ada tayangan televisi tanpa adanya cameraman atau kamerawan. Seorang cameraman bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera. Biasanya, cameraman suatu acara tidak bekerja sendirian,tetapi terdiri dari beberapa tim.

Script Writer

Pekerjaan ini cocok bagi kamu yang memiliki kemampuan menulis. Penulis naskah atau script writer bertugas untuk menulis naskah yang akan ditayangkan. Selain memiliki kemampuan menulis yang baik, scriptwriter juga harus kreatif dan mampu bekerja sesuai deadline. Namun untuk acara di TV yang sebagian besar formatnya nondrama posisi ini juga disebut Creative Writer.

dan masih banyak profesi lainnya...Semua profesi ini saling bekerja sama untuk menghasilkan program yang kita nikmati sehari-hari, dari berita hingga acara hiburan.


Peluang di Dunia Broadcast

Dengan perkembangan teknologi, dunia broadcast semakin terbuka bagi siapa saja yang punya kreativitas. Beberapa peluang menarik antara lain:Konten Digital: Banyak orang sekarang lebih sering menonton konten lewat YouTube atau platform streaming. Ini membuka peluang bagi content creator yang ingin membuat program sendiri tanpa bergantung pada stasiun TV besar.

Freelance: Banyak profesi di dunia broadcast bisa dikerjakan dari mana saja. Misalnya, editor video, penulis naskah, atau motion graphic designer bisa bekerja secara remote atau freelance.

Global Audience: Internet memungkinkan kita untuk menjangkau penonton dari seluruh dunia, sehingga peluang untuk mendapatkan audiens lebih besar.

Monetisasi: Platform seperti YouTube atau podcast memberikan kesempatan bagi kreator untuk menghasilkan uang dari iklan, sponsorship, atau donasi dari penonton.
Tantangan di Dunia Broadcast

Tentu, dunia broadcast tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah persaingan yang ketat. Dengan banyaknya platform dan kreator konten, kamu harus punya ide yang unik dan menarik agar bisa bersaing. Selain itu, teknologi yang terus berkembang menuntut para profesional di bidang ini untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan software dan peralatan baru.

Tantangan lainnya adalah perubahan kebiasaan konsumsi konten. Dulu, kita lebih sering menonton TV di rumah, tapi sekarang banyak yang beralih ke ponsel untuk menonton konten on-demand. Hal ini membuat banyak stasiun TV atau media tradisional harus berpikir ulang tentang cara mereka menyajikan konten.


Tren Masa Depan di Dunia Broadcast

Ke depannya, dunia broadcast akan semakin menarik dengan adanya teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR). AI bisa digunakan untuk menganalisis audiens dan membuat konten yang lebih personal, sementara VR dan AR memberikan pengalaman menonton yang lebih interaktif. Selain itu, konten interaktif dan berbasis komunitas diprediksi akan semakin digemari.

Kuliah di Produksi Media Menghadapi Tantangan Digitalisasi

Dengan perkembangan industri broadcast yang pesat dan berbagai peluang yang muncul, seperti konten digital, streaming, dan pekerjaan freelance, berkuliah di Prodi Produksi Media menjadi langkah strategis untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan meraih peluang tersebut. Di prodi ini, kamu akan belajar keterampilan teknis dari praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi, seperti merancang naskah, pengoperasian kamera, editing video, hingga manajemen produksi, yang semuanya sangat dibutuhkan di dunia broadcast modern. Selain itu, kamu juga akan dilatih untuk berpikir kreatif dan beradaptasi dengan teknologi baru seperti live streaming dan platform OTT (Over The Top), yang memungkinkan kamu menjadi kreator atau profesional broadcast siap bersaing di pasar globa

Saturday, October 19, 2024

5 Smartphone Hacks untuk Meningkatkan Kualitas Video

Saat ini, smartphone menjadi alat utama untuk membuat video, baik untuk konten kreator pemula maupun profesional. Dengan kamera berkualitas tinggi yang ada di sebagian besar smartphone, kamu bisa menghasilkan video yang keren dengan beberapa trik sederhana. Berikut adalah 5 hack smartphone yang bisa membantu meningkatkan kualitas videomu, tanpa perlu alat mahal atau pengaturan yang rumit.



1. Aktifkan Mode Grid untuk Komposisi yang Lebih Baik

Komposisi yang tepat adalah kunci dari video yang menarik secara visual. Salah satu cara termudah untuk memperbaiki komposisi adalah dengan mengaktifkan mode grid di kamera smartphone-mu. Fitur grid ini membantu kamu menerapkan aturan komposisi Rule of Thirds—sebuah prinsip yang sering digunakan dalam fotografi dan videografi. Dengan membagi layar menjadi tiga bagian secara vertikal dan horizontal, kamu dapat menempatkan objek di titik-titik persimpangan untuk menciptakan keseimbangan visual yang lebih baik.

  • Cara Aktifkan Grid:
    Di iPhone, buka Settings > Camera > Grid dan aktifkan. Di Android, buka Camera Settings dan cari opsi Grid Lines.

 

2. Kunci Fokus dan Eksposur untuk Video yang Stabil

Ketika merekam video, sangat penting untuk mengunci fokus dan eksposur agar hasil tetap stabil. Jika kamu tidak mengunci keduanya, smartphone akan secara otomatis mencoba mengubah fokus dan eksposur sesuai dengan perubahan kondisi cahaya atau gerakan. Hal ini bisa mengakibatkan video tampak buram atau berubah-ubah pencahayaannya.

  • Cara Melakukan:
    Di kebanyakan smartphone, cukup tap dan tahan pada layar di area objek utama. Sebuah ikon kunci akan muncul, menandakan bahwa fokus dan eksposur telah terkunci.

3. Rekam dalam Resolusi 4K untuk Kualitas Maksimal

Jika smartphone-mu mendukung resolusi 4K, gunakan ini untuk mendapatkan video dengan kualitas terbaik. Resolusi 4K menghasilkan video dengan detail yang lebih tajam dan warna yang lebih jelas, memberikan hasil akhir yang lebih profesional. Ini sangat penting jika kamu berencana mengedit video atau menampilkannya di layar yang lebih besar. Meski demikian, perlu diingat bahwa merekam dalam 4K memakan lebih banyak ruang penyimpanan.

  • Kapan Harus Menggunakan 4K:
    Rekam dalam 4K ketika kamu membutuhkan kualitas tertinggi untuk proyek khusus, seperti pembuatan film pendek atau video yang akan diedit secara intensif. Namun, untuk keperluan vlog atau video harian, resolusi 1080p juga masih sangat memadai.

 

4. Gunakan Aksesori Murah: Tripod Mini dan Mikrofon Eksternal

Stabilitas adalah salah satu elemen kunci untuk video berkualitas. Salah satu aksesori yang wajib kamu miliki adalah tripod mini. Alat ini membantu menstabilkan smartphone saat merekam, terutama ketika kamu ingin mengambil gambar diam atau shot panjang. Selain itu, kualitas audio juga sangat penting. Mikrofon eksternal yang terhubung ke smartphone-mu akan menghasilkan audio yang lebih jernih daripada mikrofon bawaan. Audio yang jelas bisa meningkatkan kesan profesional pada videomu.

  • Rekomendasi Aksesori:
    Beberapa tripod mini yang terjangkau seperti Ulanzi U-Rig Pro atau Joby GorillaPod sangat populer di kalangan konten kreator. Untuk mikrofon, kamu bisa memilih Boya BY-M1 atau Rode VideoMic Me-L.

 

5. Manfaatkan Cahaya Alami untuk Pencahayaan yang Optimal

Pencahayaan adalah salah satu elemen paling penting dalam videografi. Daripada mengandalkan lampu buatan yang mahal, kamu bisa memanfaatkan cahaya alami dari jendela atau luar ruangan. Cahaya alami memberikan tampilan yang lebih lembut dan natural pada subjekmu. Hindari backlighting atau kondisi di mana cahaya lebih kuat datang dari belakang objek, karena ini bisa membuat video tampak terlalu gelap atau overexposed.

  • Tips Penggunaan Cahaya Alami:
    Rekam di pagi atau sore hari ketika cahaya matahari lebih lembut (sering disebut golden hour). Jika di dalam ruangan, coba posisikan subjek dekat jendela untuk mendapatkan cahaya yang merata.

 

Kreativitas dan Eksperimen

Dengan menerapkan 5 hack sederhana ini, kamu bisa menghasilkan video berkualitas tinggi hanya dengan smartphone. Jangan lupa untuk selalu bereksperimen dengan berbagai teknik dan alat untuk menemukan gaya videografi yang sesuai dengan kebutuhanmu. Kreativitas adalah kunci utama dalam produksi video yang menarik, dan dengan bantuan teknologi yang tepat, kamu bisa terus berkembang tanpa batas.

Dan kalau kamu benar-benar serius ingin jadi kreator yang jago, yuk gabung di Prodi Produksi Media! kampus IMDE. Di sini, kamu bisa belajar lebih dalam tentang seni pembuatan video melalui mata kuliah seperti Fotografi dan Digital Videografi. Kamu bakal diajari cara berpikir visual, menguasai teknik kamera, sampai editing biar kontenmu nggak sekadar keren, tapi juga profesional!

Sumber Referensi:

  1. The Verge – “How to Improve Your Smartphone Videography”
    (https://www.theverge.com/2020/7/1)

 

Thursday, October 17, 2024

Film-Film dengan Biaya Terbesar yang Bikin Industri Berguncang!

Membuat film membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apalagi jika film tersebut termasuk dalam kategori blockbuster atau film dengan skala besar. Di era teknologi modern ini, biaya produksi film semakin tinggi karena adanya efek visual yang canggih, set yang megah, aktor papan atas, dan promosi besar-besaran. Beberapa film bahkan masuk dalam daftar film dengan biaya produksi termahal sepanjang sejarah. Berikut beberapa di antaranya:



1. "Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides" (2011)


Film ini adalah salah satu film dengan anggaran terbesar sepanjang sejarah. Disney menggelontorkan sekitar $379 juta = Rp5,874 triliun untuk memproduksi film ini. Biaya tinggi ini disebabkan oleh efek visual yang rumit, syuting di berbagai lokasi eksotis, dan tentu saja gaji besar untuk para aktor seperti Johnny Depp. Efek khusus untuk adegan laut dan makhluk fantasi menambah beban biaya produksi secara signifikan.

baca juga Kenapa film Favorit belum tayang di TV

2. "Avengers: Endgame" (2019)



Salah satu film superhero terpopuler ini menghabiskan sekitar $356 juta = Rp5,518 triliun untuk produksinya. Biaya tersebut meliputi CGI yang intens, bayaran untuk para aktor seperti Robert Downey Jr., Chris Evans, dan Scarlett Johansson, serta kebutuhan untuk membuat adegan-adegan epik pertarungan di luar angkasa. Marvel Studios juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk mempromosikan film ini di seluruh dunia.

3. "Avengers: Age of Ultron" (2015)



Film dari Marvel Cinematic Universe lainnya yang juga masuk dalam daftar ini adalah "Age of Ultron" dengan anggaran $365 juta = Rp5,657 triliu Film ini menampilkan pertarungan besar antar superhero dengan efek visual yang sangat kompleks. Setiap karakter superhero memiliki efek visual khusus yang dirancang dengan detail tinggi, seperti Iron Man dengan kostum mekaniknya atau Hulk dengan tubuh raksasa.

baca juga D4 Produksi Media, Jurusan Kekinian

4. "Justice League" (2017)



Film superhero dari DC Comics ini menghabiskan biaya produksi sebesar $300 juta = Rp4,65 triliun. Biaya tinggi ini dipicu oleh reshoot yang besar-besaran setelah perubahan sutradara dari Zack Snyder ke Joss Whedon, serta kebutuhan untuk memperbaiki efek visual dan menciptakan adegan-adegan baru. Sayangnya, meski dengan biaya tinggi, film ini tidak mencapai kesuksesan yang diharapkan di box office.

5. "Avatar: The Way of Water" (2022)


Film lanjutan dari "Avatar" karya James Cameron ini diperkirakan menelan biaya lebih dari $350 juta = Rp5,425 triliun. Biaya tinggi ini digunakan untuk pengembangan teknologi sinematografi terbaru, termasuk teknik motion capture di bawah air yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Cameron dikenal sering mendorong batasan teknologi dalam pembuatan film, dan ini menjadi salah satu faktor tingginya anggaran produksi.

Faktor-faktor yang Membuat Biaya Produksi Film Mahal

Biaya produksi film bisa sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti:

  • Efek Visual (VFX): Film dengan banyak adegan CGI atau efek visual membutuhkan waktu dan biaya besar untuk membuatnya terlihat realistis.
  • Gaji Aktor: Aktor papan atas sering kali dibayar puluhan juta dolar untuk satu film saja.
  • Lokasi Syuting: Syuting di lokasi-lokasi eksotis atau tempat bersejarah sering kali memerlukan izin yang mahal dan logistik yang rumit.
  • Kostum dan Properti: Film yang membutuhkan kostum khusus atau desain set yang rumit, seperti film fantasi atau sci-fi, biasanya memerlukan anggaran tambahan.

Film-film dengan biaya produksi besar sering kali diimbangi dengan keuntungan yang besar juga, meski tidak selalu. Namun, biaya produksi yang tinggi tidak menjamin kesuksesan di box office, karena banyak faktor lain seperti cerita, pemasaran, dan minat penonton yang turut menentukan kesuksesan sebuah film.

 

Referensi : https://boardroom.tv/most-expensive-movies-ever-made-avatar-marvel/