Berkembangnya era media sosial menjadikan smartphone sebagai alat utama dalam membuat konten. Mengapa smartphone? Tingkat kepraktisan menjadi alasan utama orang menggunakan smartphone, kemudian menunya simple sehingga siapapun dapat menggunakannya, dan yang lebih penting merekam dengan smartphone bisa langsung diunggah ke berbagai media sosial.
Kaprodi Produksi Media Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Teguh Setiawan, S.Pd., M.I.Kom mengatakan hal itu pada seminar nasional “ Sinergi Membangun Negeri Di Era Kini” di adakan oleh Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) PTDII di Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Narasumber lain adalah Ketua Media Center, Willy Azwendra, M.Ag (Konsep dan Praktik Konten Media Sosial, dan tamu yang hadir: Ketua LPM Kusnandar M.Pd, ketua LP2M Dasep Ahyar M.Pd, mahasiswa dan Siswa/I SMA/SMK.
Menurut data Techjury.net kata Teguh Setiawan, beberapa fakta tentang konsumsi video yakni 500 juta orang menonton Video, Setiap menit 500 jam video diunggah oleh Youtuber, dan 90 % orang menonton video melalui Smartphone. Ini membuktikan bahwa video merupakan konten yang paling banyak ditonton, untuk itu pengetahuan dalam membuat konten video yang baik harus dipahami oleh setiap orang khususnya siswa dan mahasiswa.
Dalam acara tersebut Teguh Setiawan juga menginfokan buku perdananya berjudul “ Menjadi Content Creator Menggunakan Smartphone” yang diterbitkan oleh Diomedia Solo. Buku ini sangat berguna bagi siapapun yang ingin membuat konten dengan menggunakan smartphone. Di dalamnya berisi berbagai tips bagaimana menghasilkan video dengan hasil layaknya professional.
Menurut Willy Azwendra, menjadi Content Creator memiliki beberapa keuntungan diantaranya: Kebebasan waktu dalam bekerja, kebebasan tempat, dimanapun bisa bekerja, dan kebebasan memilih. Content creator juga harus banyak membaca, melihat konten orang lain agar konten yang dihasilkan lebih kreatif dan konsisten dalam membuat konten.
Sementara Achmad, M.I.Kom- Kaprodi Komunikasi Penyiaran Islam dalam smabutannya mengatakan, era digital memaksa kita akrab dengan media sosial. Karenanya, tuntutan mengisi ruang kosong dengan konten bermanfaat menjadi peluang dan tantangan kita sebagai generasi era kekinian.
Sedangkan Muamar Qadafi, S.Sos., M.Pd- , Pembantu Ketua Bidang Akademik menambahkan, kemampuan kita membuat konten kreatif tetap searah dengan nafas kampus yang menjunjung konsep dakwah islamiyah. (sur)