Kamu pasti sering dengar tentang AI (Artificial Intelligence), ChatGPT, Copilot, dan Gemini, kan? Teknologi ini lagi ramai banget, tapi apa sebenarnya mereka dan apa bedanya? Yuk, kita bahas dengan bahasa yang lebih santai!
1. Apa Itu AI? AI adalah Kecerdasan Buatan, seperti kepanjangan AI yaitu Artificial Intelligence, AI merupakan teknologi yang dirancang untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. AI memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman, mengidentifikasi pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan cepat dan efisien.
AI (Artificial Intelligence) adalah teknologi yang bisa "berpikir" seperti otak manusia. AI bisa belajar dan menyelesaikan masalah dengan cepat. Contoh yang gampang kamu temui? Google Assistant, Siri, atau aplikasi kamera yang bisa mengenali wajah. AI udah dipakai di mana-mana, dari buat bantu cari jalan (Google Maps) sampai buat mobil jalan sendiri (Tesla).
ChatGPT adalah AI yang dibuat sama OpenAI. Fungsinya? Ngajak kamu ngobrol! Jadi kalau kamu nanya sesuatu, ChatGPT bisa jawab seolah-olah kamu lagi ngobrol sama orang beneran.
ChatGPT bisa: Bantu nulis tugas, artikel, atau skrip Jawab pertanyaan soal banyak hal Ngasih ide-ide kreatif
Pokoknya, ChatGPT ini jago dalam hal tulis-menulis dan ngobrol. Cocok buat kamu yang suka nanya-nanya atau cari ide.
Copilot adalah AI khusus buat programmer atau orang yang suka coding. Ini dibuat sama GitHub dan bisa ngebantu kamu nulis kode program. Jadi, kalau kamu lagi bikin aplikasi atau website, Copilot bisa ngasih saran kode atau bahkan ngetik otomatis buat kamu.
Kegunaan Copilot: Melengkapi kode yang kamu tulis Ngasih saran biar kode kamu lebih efisien Mengurangi kesalahan saat nulis program
Jadi, Copilot ini asisten terbaik buat kamu yang lagi belajar coding!
Gemini adalah AI yang dibuat sama Google. Bedanya Gemini dengan AI lain? Dia bisa ngerti bukan cuma teks, tapi juga gambar, video, dan suara. Jadi lebih serbaguna.
Apa aja yang bisa Gemini lakukan? Ngerti apa yang ada di gambar atau video Bisa kasih jawaban lebih detail karena dia paham banyak bentuk informasi
Gemini ini kayak AI yang lebih "cerdas" karena bisa memahami lebih banyak hal, nggak cuma teks doang.
5. Singkatnya, Apa Bedanya?
Kesimpulan
Meski semuanya pakai AI, setiap teknologi ini punya fungsi khusus. ChatGPT cocok buat ngobrol dan nulis, Copilot buat ngebantu nulis kode program, dan Gemini bisa mengerti teks, gambar, dan video sekaligus. Jadi, tergantung kamu mau pakai buat apa!
Kamu pasti sering dengar istilah freeware, shareware, dan open source saat mencari software di internet. Meski ketiganya punya kata "gratis", mereka sebenarnya berbeda dalam cara penggunaannya. Yuk, kita bahas apa bedanya!
Freeware: Software Gratis yang Nggak Bisa Diubah
Freeware adalah software yang bisa kamu download dan pakai secara gratis. Tapi, kamu nggak bisa mengubah atau mengakses kode di balik software tersebut. Jadi, kamu hanya bisa menggunakan sesuai dengan yang sudah dibuat oleh pengembangnya.
Contoh freeware yang mungkin kamu kenal adalah Google Chrome atau Spotify. Kamu bisa menggunakannya tanpa bayar, tapi nggak bisa menambah fitur atau mengubah tampilan sesuka hati.
Kelebihan Freeware:
Gratis selamanya!
Cukup untuk penggunaan sehari-hari.
Kekurangan Freeware:
Nggak bisa diubah atau disesuaikan.
Bergantung pada pengembang untuk update atau perbaikan.
Shareware adalah software yang bisa kamu coba secara gratis, tapi cuma sementara atau dengan fitur yang dibatasi. Setelah masa uji coba habis (biasanya 30 hari), kamu harus membayar untuk menggunakan versi lengkapnya.
Misalnya, software seperti WinRAR atau beberapa antivirus. Kamu bisa pakai gratis dulu, tapi setelah beberapa saat, kamu perlu bayar untuk terus pakai atau mendapatkan fitur penuh.
Kelebihan Shareware:
Bisa coba dulu sebelum beli.
Biasanya sudah cukup bagus untuk kebutuhan sederhana.
Kekurangan Shareware:
Harus bayar kalau mau terus pakai atau akses semua fitur.
Open source adalah software yang tidak hanya gratis, tapi juga memberikan kamu akses penuh ke kode sumbernya. Artinya, kamu bisa melihat, mengubah, bahkan mendistribusikan ulang versi yang sudah kamu modifikasi. Software open source biasanya dikembangkan secara kolaboratif oleh banyak orang di seluruh dunia.
Contoh terkenal dari open source adalah Linux dan VLC Media Player. Kamu bisa menggunakan software ini dengan bebas, dan jika kamu tahu coding, kamu bisa mengubahnya sesuai kebutuhanmu.
Kelebihan Open Source:
Bisa diubah dan disesuaikan sesuka hati.
Banyak komunitas yang ikut mengembangkan dan memperbaiki software.
Kekurangan Open Source:
Kadang butuh kemampuan teknis kalau mau modifikasi.
Dukungan teknis mungkin nggak sebaik software berbayar.
Kesimpulan: Apa Bedanya Freeware, Shareware, dan Open Source?
Freeware: Gratis, tapi nggak bisa diubah atau diakses kode sumbernya.
Shareware: Gratis untuk dicoba, tapi kalau mau fitur penuh harus bayar.
Open Source: Gratis dan bisa diubah, bahkan didistribusikan ulang. Cocok buat kamu yang suka utak-atik software.
Jadi, semuanya tergantung kebutuhanmu! Kalau butuh software gratis dan praktis, freeware bisa jadi pilihan. Kalau mau coba software sebelum beli, shareware cocok buatmu. Tapi kalau suka kebebasan untuk mengubah dan belajar dari kode, pilih open source!
Besarnya perkembangan internet di Indonesia membuat para pelaku bisnis memiliki keleluasaan dalam memilih suatu media dan format apa yang akan digunakan dalam penyampaian pesan terbaik kepada para konsumenny. Salah satu format yang saat ini menjadi favorit Para pemilik merek sendiri adalah endorsment via konten kreator.
Seorang konten kreator kini tidak harus publik figur atau selebritis yang sudah terkenal namun mereka yang memiliki ketrampilan dan kreativitas dalam menciptakan sebuah konten. Untuk menjadi konten kreator harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan di bidang audio visual diantaranya konten, kamera, audio dan video editing.
Lembaga Pendidikan David Klein (LPDK) bekerjasama dengan Radio Maestro dan Akademi televisi Indonesia (ATVI) mengadakan pelatihan bagaimana menjadi seorang konten kreator yang handal, Sabtu (22/1/2022).
Pelatihan kali ini juga menggandeng Persatuan Radio Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI). Seperti kita ketahui radio awalnya memang hanya merupakan penyiaran audio saja, namun di era digital sekarang agar tetap eksis maka radio harus bergeser menjadi audio video, yang artinya yang tadi nya hanya membuat konten berupa audio saja, saat ini juga harus membuat konten audio visual yang dapat ditayangkan menggunakan kanal media sosialnya. Karena itu diperlukan pelatihan untuk dapat mewujudkan ide dasar yang konseptual menjadi sebuah karya nyata (konten digital).
Untuk menjadi seorang konten kreator, adalah mutlak untuk mengetahui ilmu fundamental tentang audio dan visual. Untuk itu ATVI sebagai sebuah akademi yang menyiapkan tenaga media digital dan pertelevisian yang andal, turut berkontribusi dalam pelatihan ini dengan mengirimkan beberapa dosen andalannya yang sangat kompeten di bidangnya.
Di antaranya Hans Utama sebagai Founder Fantasipro Creative Works sekaligus Kabag Kemahasiswaan ATVI, Rusman Latief dosen ATVI sekaligus penulis buku produktif, Teguh Setiawan seorang praktisi,dosen dan penyusun kurikulum bidang kamera, Desrizal praktisi juga dosen ATVI,dan David Klein Founder LPDK.
Dalam acara pembukaan, Erick Rizki Sunendar selaku wakil ketua bidang dana usaha PRSSNI Jabar mengatakan pelatihan ini menjadi bekal para insan radio, karena tidak menutup kemungkinan radio juga harus menyesuaikan dengan kondisi yang semakin berkembang.Pelatihan yang dilakukan secara online setiap selasa dan kamis selama 90 menit. (sur)
Baru-baru ini pendiri Facebook Mark Zuckerberg mengubah nama
perusahaan induk Facebook menjadi Meta dan menciptakan Metaverse. Facebook,
telah melakukan rebranding untuk memberi sinyal dan merangkul ide-ide
futuristik dengan mengangkat istilah metaverse.
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg ingin menciptakan dunia
virtual yang menggabungkan teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality
melalui Metaverse. AR atau augmented reality adalah teknologi yang
menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah
lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda tersebut secara realitas dalam
waktu nyata. Sementara virtual reality (VR) adalah teknologi yang mampu
menciptakan simulasi. Simulasi ini bisa mirip seperti dunia nyata, seperti
suasana saat pengguna berjalan-jalan di sebuah tempat.
Metaverse sendiri sulit untuk dijelaskan karena belum tentu akan ada. Namun,
mengingat hampir berjumlah tiga miliar orang yang menggunakan Facebook setiap
bulannya, Mark Zuckerberg akhirnya mengungkapkan saran tentang perubahan arah
yang patut diperhatikan.Istilah metaverse bukan merupakan hal baru. Ide
metaverse ini berguna dan memiliki kemungkinan akan bersama kita untuk beberapa
waktu. Konsep metaverse sangat layak dipahami, apalagi jika Anda kritis
terhadap masa depan.
Mengenal Istilah Metaverse
Metaverse adalah sebuah konsep dunia virtual di mana
seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya dalam
bentuk avatar dirinya sendiri. Dirangkum dari akun Instagram resmi
Kementerian Komunikasi dan Informatika, orang-orang dapat bekerja, bertemu,
bermain dengan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, atau
perangkat lainnya. Namun, sebenarnya istilah Metaverse ditulis oleh Neal
Stephenson di novel Snow Crash pada 1992.
Istilah ini tidak memiliki definisi yang bisa diterima
secara universal. Anggap saja metaverse adalah internet yang diberikan dalam
bentuk 3D. Zuckerberg menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang
bisa Anda masuki, alih-alih hanya melihat layar.
Jika dipersingkat, ini adalah dunia komunitas virtual tanpa
akhir yang saling terhubung. Di mana, orang-orang dapat bekerja, bertemu,
bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented
reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.
Gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Facebook tentang
metaverse adalah sebuah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat
membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada
ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.
Seperti apa
Metaverse?
Berikut adalah cara kerja atau sejumlah kegiatan atau
hal-hal yang bisa dilakukan oleh penggunanya di Metaverse, antara lain:
·Horizon: Horizon adalah dunia virtual yang dapat
memilih atau membuat tanah sendiri seperti taman, kantor, tempat bermain,
pantai, pegunungan, luar angkasa atau tempat manapun yang ingin dituju.
·Avatar: Avatar adalah pengguna dapat menciptakan
avatarnya sendiri sesuai keinginan seperti avatar manusia dengan gender
laki-laki atau perempuan lengkap dengan pakaian ataupun wujud lain misalkan
robot, karakter, dinosaurus, dan lain-lain.
·Kegiatan virtual: Kegiatan virtual adalah
pengguna dapat melakukan aktivitas yang sama di dunia asli seperti berolahraga,
menonton film, menonton konser, kuliah, bekerja, dan lain-lain.
·Kumpul bersama: Kumpul bersama adalah pengguna
dapat bertemu dengan pengguna lain untuk meeting, berpesta ataupun sekedar
nongkrong bersama.
·Belanja: Belanja adalah pengguna dapat
berbelanja dan bertransaksi layaknya berbelanja langsung ke toko atau
mal.
·Masuk ke dalam game: Masuk ke dalam game adalah
pengguna dapat masuk ke dalam game layaknya seperti film Ready Player One atau
Film Free Guy.
·Alat hardware: Alat hardware adalah pengguna
memakai headset Virtual
Kegiatan yang Bisa Dilakukan di Metaverse
Adanya metaverse, memungkinkan Anda untuk melakukan hal-hal
seperti pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau
melihat karya seni dan mencoba pakaian digital untuk dibeli.
Metaverse bisa menjadi game-changer untuk sistem shift kerja
dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi Covid-19. Alih-alih
hanya dapat melihat rekan kerja di kotak panggilan video seperti aplikasi video
conference, karyawan bisa bergabung bersama di kantor virtual.
Facebook sendiri telah meluncurkan software meeting untuk
perusahaannya yang disebut Horizon Workrooms dan digunakan dengan headset
Oculus VR-nya. Headset yang berharga USD 300 lebih ini membuat pengalaman
metaverse paling mutakhir di luar jangkauan orang-orang.
Menurut Zuckerberg, banyak pengalaman metaverse yang akan
hadir di sekitar untuk menciptakan kemampuan berteleportasi dari satu
pengalaman ke pengalaman lainnya. Perusahaan-perusahaan teknologi harus mencari
cara untuk bisa menghubungkan platform online mereka satu sama lainnya.
Apakah Metaverse Hanya Untuk Facebook?
Beberapa perusahaan teknologi besar seperti Microsoft dan
pembuat chip Nvidia telah membicarakan metaverse. Jadi, metaverse bukan hanya
sekedar proyek dari Facebook saja.
Wakil presiden platform Omniverse Nvidia, Richard Keris
mengatakan bahwa ada banyak perusahaan yang membangun dunia dan lingkungan
virtual di metaverse, sama dengan banyak perusahaan yang melakukan sesuatu di
World Wide Web.
Richard menjelaskan, bahwa metaverse sangat penting untuk
bisa diperluas, sehingga pengguna bisa berteleportasi ke dunia yang berbeda
baik dari satu perusahaan atau perusahaan lain. Dengan cara yang sama,
metaverse akan membuat pengguna internet dapat berpindah dari satu halaman web
ke halaman web lainnya.
Selain itu, perusahaan video game di balik video game
Fortnite yang populer, Epic Games, juga turut mengambil peran dan telah
mengumpulkan USD 1 miliar dari investor untuk membantu rencana jangka panjang
membangun metaverse.
Pemain besar lainnya adalah platform game Roblox. Dimana
platform mereka telah menguraikan visinya mengenai metaverse sebagai tempat di
mana orang-orang bisa berkumpul bersama dalam pengalaman 3D untuk bekerja,
bermain, bersosialisasi, belajar dan berkreasi.
Merek-merek seperti rumah mode Italia Gucci juga melakukan
kolaborasi dengan Roblox untuk menjual koleksi aksesoris khusus digital. Selain
itu, Coca-Cola dan Clinique juga turut menjual token digital sebagai batu
loncatan menuju metaverse.
Pihak Facebook memberikan pernyataan bahwa metaverse bukan
produk tunggal yang hanya dapat dibangun oleh satu perusahaan saja. Melainkan,
metaverse sama seperti internet, terlemas dari Facebook atau tidak, metaverse
tetap ada.
Apakah Metaverse sebagai Pengganti Internet?
Mungkin kalian akan bertanya-tanya dan pernah membaca bahwa
metaverse nantinya akan menggantikan internet. Apakah Facebook, Microsoft dan
Disney mencoba untuk mengambil alih dunia internet melalui metaverse?
Di sebuah wawancara dengan The Verge, Zuckerberg memberikan
gambaran metaverse sebagai "internet yang akan diwujudkan," yang pada
dasarnya adalah versi internet yang ditingkatkan. Penggunanya dapat memiliki
pengalaman berbeda yang tidak didapatkan pada aplikasi atau halaman web 2D.
Itu lah beberapa penjelasan utama mengenai metaverse.
Metaverse dipercaya bisa menjadi sebuah langkah awal yang memberikan kesempatan
untuk mewujudkan dunia digital agar lebih komprehensif dan inklusif. Jadi,
sudah siapkah Anda hidup dengan dunia virtual?