Saturday, October 12, 2024

Film Unggulan Bioskop Kenapa Belum Tayang di TV? Berikut Alasannya

Kenapa Film Unggulan Belum Tayang di TV? Ini Penjelasan tentang Hold Back Period

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa film yang lagi hits di bioskop belum juga tayang di TV atau layanan streaming favoritmu? Nah, salah satu penyebab utamanya adalah yang disebut Hold Back Period.



Di blog kali ini, kita akan mengupas tuntas apa itu Hold Back Period, mengapa itu diterapkan, dan contoh sederhananya agar kamu lebih paham bagaimana distribusi film bekerja. Yuk, kita mulai!

Apa Itu Hold Back Period?

Hold Back Period adalah waktu tunggu yang diberlakukan oleh distributor konten atau studio produksi sebelum sebuah film atau acara TV bisa dirilis di platform lain setelah perilisan awalnya. Misalnya, setelah sebuah film dirilis di bioskop, akan ada periode tertentu sebelum film tersebut bisa tersedia di layanan streaming, TV berlangganan (cable TV), atau bahkan televisi gratis (free-to-air).

Tujuan utama dari hold back period adalah untuk memaksimalkan keuntungan di setiap fase distribusi. Setiap saluran distribusi (bioskop, streaming, TV) memiliki nilai ekonomi yang berbeda, dan hold back period membantu mengoptimalkan pendapatan dari setiap tahap.

baca juga Peluang lulusan Produksi Media

Mengapa Hold Back Period Diterapkan?

Distribusi film adalah bisnis yang sangat terencana. Studio dan distributor film ingin mendapatkan penghasilan maksimal dari setiap platform di mana film itu ditayangkan. Oleh karena itu, mereka memberlakukan waktu tunggu atau hold back period untuk menghindari penurunan pendapatan di platform pertama (biasanya bioskop) sebelum film masuk ke fase distribusi berikutnya (misalnya layanan streaming atau TV).

Bayangkan jika film yang baru tayang di bioskop langsung tersedia di TV atau layanan streaming. Tentunya banyak orang yang akan memilih menonton di rumah daripada pergi ke bioskop, sehingga pendapatan dari bioskop menurun. Hold back period mencegah hal ini dengan memberi jeda waktu agar orang yang benar-benar ingin menonton lebih awal akan memilih ke bioskop.

Contoh Sederhana Hold Back Period

Biar lebih mudah, kita buat contoh sederhana:

  1. Perilisan di Bioskop

Sebuah film baru dirilis di bioskop pada tanggal 1 Januari. Di tahap ini, orang yang ingin menikmati pengalaman menonton di layar lebar dengan kualitas suara dan gambar terbaik akan menonton di bioskop. Inilah fase distribusi pertama.

  1. Hold Back Period untuk Layanan Streaming

Setelah film tayang di bioskop, biasanya ada hold back period selama 90 hari sebelum film tersebut tersedia di layanan streaming berbayar seperti Netflix atau Disney+. Jadi, film baru bisa kamu tonton di streaming pada tanggal 1 April. Tujuannya agar bioskop mendapatkan waktu eksklusif untuk memaksimalkan keuntungan.

  1. Hold Back Period untuk TV Berlangganan

Setelah film tayang di layanan streaming, hold back period lainnya mungkin diberlakukan sebelum film tersebut ditayangkan di TV berlangganan (seperti HBO atau Fox Movies). Biasanya durasinya sekitar 6 bulan setelah tayang di bioskop, misalnya baru tersedia di TV berlangganan pada bulan Juli.

  1. Hold Back Period untuk Free-to-Air TV

Untuk TV gratis, hold back periodnya bisa lebih lama lagi, biasanya sekitar 12 bulan atau lebih. Jadi, film tersebut baru bisa tayang di TV lokal pada tahun berikutnya, contohnya Januari tahun depan.

Contoh Nyata: Film Blockbuster dan Hold Back Period

Salah satu contoh nyata adalah perilisan film "Avengers: Endgame". Film ini tayang di bioskop pada April 2019, namun baru tersedia di layanan streaming Disney+ sekitar November 2019, sekitar 7 bulan setelah perilisan di bioskop. Setelah itu, film ini baru tersedia di TV kabel beberapa bulan kemudian dan akhirnya di TV gratis setelah lebih dari setahun.

baca juga mata kuliah dan peluang karir

Hold Back Period di Era Digital: Tren Terkini

Di era digital yang semakin berkembang pesat, hold back period mulai beradaptasi. Tren mempercepat distribusi film ke layanan streaming semakin populer, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mengubah perilaku menonton. Kini, beberapa studio memilih merilis film secara simultan di bioskop dan streaming (seperti yang dilakukan oleh Disney dengan "Black Widow"). Ini mengurangi hold back period, tetapi tetap menjaga potensi pendapatan dari berbagai kanal.

 

Kesimpulan

Hold back period adalah strategi distribusi yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dari setiap saluran distribusi—bioskop, streaming, TV berlangganan, dan TV gratis. Dengan adanya hold back period, kita bisa melihat bagaimana film-film unggulan tidak langsung muncul di berbagai platform, tapi didistribusikan secara bertahap untuk memaksimalkan keuntungan di tiap tahap.

Jadi, lain kali ketika kamu bertanya-tanya kenapa film favoritmu belum ada di TV atau layanan streaming, sekarang kamu tahu jawabannya: Hold Back Period! 😉

Penjelasan detilnya merupakan materi mata kuliah "Distribusi Media " di Program Studi Produksi Media dengan dosen praktisi dari EMTEK Grup.

 

0 Comments:

Post a Comment