Tuesday, October 29, 2024

Bener Gak Sih Gen Z Itu Malas ?

Pernah dengar stereotip yang bilang kalau Gen Z itu malas? 🤔 Stereotip ini sering muncul dari generasi sebelumnya yang mungkin belum sepenuhnya memahami cara kerja dan hidup Gen Z. Tapi, apa benar begitu? Yuk, kita bongkar mitos ini dan lihat sisi lain dari generasi yang katanya “pemalas” ini! 👇


1. Gen Z Itu Smart Worker, Bukan Hard Worker Saja

Gen Z punya pendekatan kerja yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih suka bekerja secara efisien, bahkan sering kali mengutamakan hasil daripada durasi jam kerja. Kalau ada teknologi yang bisa bantu mereka menyelesaikan tugas lebih cepat, kenapa nggak? 🚀

Sebagai contoh, mereka lebih memilih pekerjaan yang fleksibel atau remote, yang memberi kebebasan dalam menentukan waktu dan tempat kerja. Bagi mereka, ini bukan soal malas, tapi soal cerdas dalam mengelola waktu dan energi. Dengan begitu, mereka bisa menyelesaikan lebih banyak tugas tanpa harus terikat jadwal kerja yang kaku.

baca juga masa depan profesi Cameraman

2. Keseimbangan Hidup Itu Penting (Bukan Tanda Malas!)

Satu hal yang jadi fokus utama Gen Z adalah work-life balance. Generasi ini sadar banget soal pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik. Mereka nggak mau lagi mengorbankan kesehatan untuk pekerjaan. Di sini, Gen Z sangat berbeda dari generasi sebelumnya yang mungkin lebih berfokus pada karier, bahkan sampai lembur demi mengejar posisi tertentu. ✨

Jadi, ketika Gen Z memilih untuk istirahat, olahraga, atau melakukan hobi di tengah pekerjaan, itu bukan tanda kemalasan. Malah, mereka percaya bahwa keseimbangan hidup ini bisa membuat mereka lebih produktif dan bahagia.

3. Teknologi Bukan Cuma Buat Hiburan, Tapi Juga Produktivitas

Buat Gen Z, teknologi itu bukan cuma hiburan atau media sosial. Mereka benar-benar memanfaatkan teknologi buat segala hal, termasuk pekerjaan. Mulai dari tools otomatisasi hingga aplikasi produktivitas, semua mereka manfaatkan untuk mempercepat pekerjaan. 📱💡

Bahkan, banyak dari mereka yang sudah sangat fasih dengan teknologi seperti AI atau software lain yang bisa membantu menyelesaikan tugas lebih cepat. Teknologi ini membuat mereka bisa “kerja lebih sedikit, tapi hasil lebih banyak.” Kalau ada yang bilang ini malas, mungkin mereka belum melihat seberapa efektif hasil akhirnya!

4. Gen Z = Generasi Perubahan

Selain cara kerja yang beda, Gen Z juga terkenal karena semangat mereka dalam menggerakkan perubahan. Generasi ini sering kali vokal terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan kesehatan mental. Mereka nggak ragu untuk berdiri di barisan depan dalam mendukung kampanye atau aksi positif.

Lewat media sosial, Gen Z memanfaatkan platform untuk menyuarakan hal-hal penting yang kadang dianggap tabu oleh generasi sebelumnya. Jadi, mereka jelas bukan malas, tapi punya cara unik untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. 💪

Gen Z Cocok Bekerja di Dunia Kreatif

Gen Z punya karakter yang pas banget untuk terjun ke dunia kreatif, terutama karena mereka dikenal inovatif, tech-savvy, dan berani bereksperimen dengan ide-ide baru. Industri kreatif seperti produksi media adalah bidang yang membutuhkan pemikiran segar, fleksibilitas, dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi – hal-hal yang sudah jadi kekuatan utama Gen Z. Kuliah di jurusan produksi media juga memberikan Gen Z kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai platform dan teknologi, mulai dari media sosial, editing video, hingga teknik produksi digital. Ini adalah tempat yang tepat buat mereka menyalurkan kreativitas sekaligus mengasah keterampilan teknis yang semakin dibutuhkan di era digital sekarang.

Kesimpulan

Jadi, apakah Gen Z itu malas? Tidak! Mereka punya cara yang berbeda dalam bekerja dan menjalani hidup. Dari memilih pekerjaan yang lebih fleksibel, fokus ke keseimbangan hidup, hingga memanfaatkan teknologi, semuanya adalah pilihan yang dibuat dengan pertimbangan matang.

Stereotip “malas” sepertinya muncul karena perbedaan perspektif generasi, tapi bukan berarti benar! Setiap generasi punya caranya masing-masing, dan Gen Z jelas membawa cara kerja baru yang lebih adaptif. ✨

sumber

Sunday, October 27, 2024

"Ternyata, Handycam Bukan Nama Jenis Kamera! Kamu Salah Kaprah Selama Ini?"

Handycam memang kerap dianggap sebagai nama jenis kamera video, padahal sebenarnya, Handycam adalah merek dagang khusus dari Sony untuk lini kamera video portabel mereka yang dikenal juga sebagai camcorder. Banyak yang menyebut semua camcorder sebagai "handycam," sama seperti banyak orang menyebut semua air mineral dengan merek Aqua atau semua fotokopi dengan kata Xerox. Merek Handycam ini sendiri sudah dipatenkan oleh Sony sejak era 1980-an, dan hingga saat ini, masih menjadi ikon dalam dunia videografi portabel.


1. Sejarah Singkat Handycam dan Peran Sony

Sony pertama kali memperkenalkan camcorder Handycam pada 1985, bertujuan untuk menyediakan kamera video yang kecil, praktis, dan mudah dibawa ke mana-mana. Dengan teknologi yang mumpuni, produk-produk Handycam saat itu menjadi pelopor camcorder compact yang populer digunakan di rumah-rumah untuk keperluan dokumentasi keluarga hingga video amatir. Seiring waktu, Handycam juga banyak digunakan oleh jurnalis, kreator konten, hingga pelajar.

baca juga Camcorder dan Handycam

2. Mengapa Banyak yang Salah Persepsi?

Kesuksesan produk Sony dalam lini Handycam membuatnya terkenal hingga ke seluruh dunia. Nama Handycam pun cepat melekat di pikiran konsumen. Fenomena ini dikenal dalam pemasaran sebagai generic trademark, di mana merek yang sangat terkenal hingga mempengaruhi persepsi orang terhadap seluruh kategori produk tersebut. Sebut saja seperti GoPro yang sering diasosiasikan dengan action camera atau Polaroid yang identik dengan kamera instan.

3. Camcorder Lain di Luar Handycam

Meskipun Handycam adalah salah satu yang populer, camcorder tidak hanya terbatas pada merek Sony. Merek-merek lain seperti Canon, Panasonic, dan JVC juga memproduksi camcorder yang memiliki berbagai fitur berbeda. Beberapa kamera bahkan sudah disesuaikan untuk penggunaan khusus seperti camcorder untuk produksi berita, sinematografi, hingga konten digital. Variasi camcorder dari brand-brand ini sangat luas, menawarkan beragam fitur seperti stabilisasi gambar, zoom optik, dan kualitas resolusi yang bervariasi dari Full HD hingga 4K.

baca juga Tips Menggunakan Camcorder

4. Perkembangan Handycam dan Teknologi di Dalamnya

Selama bertahun-tahun, Sony terus mengembangkan teknologi dalam lini Handycam-nya, menghadirkan fitur-fitur mutakhir seperti optical steady shot, touch screen display, hingga kemampuan merekam video dalam resolusi tinggi. Salah satu fitur unggulan dari Handycam adalah Balanced Optical SteadyShot yang sangat membantu dalam menghasilkan video yang stabil bahkan ketika sedang berjalan. Fitur ini menjadi salah satu yang membedakan Handycam dari camcorder biasa lainnya.


Thursday, October 24, 2024

Ingin Menjadi Bagian Industri Kreatif di Era Digital? Kuliah di IMDE

Dunia kreatif saat ini berkembang pesat, mulai dari produksi konten, film, televisi, hingga bisnis digital. Semua aspek kehidupan kini dipengaruhi oleh kreativitas, dan di sinilah Institut Media Digital EMTEK (IMDE) hadir sebagai tempat yang tepat bagi generasi muda yang ingin terlibat langsung dalam industri kreatif. Berada di bawah naungan grup media raksasa EMTEK, IMDE menawarkan program studi yang mendukung pengembangan potensi kreatif dan profesional di bidang media dan digital.




Bagi kamu yang memiliki mimpi untuk berkarir di industri kreatif, berikut beberapa alasan mengapa IMDE bisa menjadi pilihan terbaik.

baca juga Prodi keren dan banyak peminatnya

Kampus kreatif masa depan

IMDE memiliki beberapa program studi unggulan yang relevan dengan kebutuhan dunia kreatif saat ini. Kamu bisa memilih program studi yang paling sesuai dengan passion dan bakatmu:

·         Produksi Media: Prodi yang menghasilkan lulusan sarjana terapan profesional yang mampu berkiprah di industri kreatif dalam bidang produksi media. Memiliki kompetensi dalam membuat perencanaan, memroduksi, dan mampu mengevaluasi konten media untuk berbagai platform. 

·         Kajian Film, TV, & Media: yang mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi profesional yang kreatif dan kritis dalam industry film, televisi dan media.

·         Produksi Entertainment: Di sini, kamu belajar  mempelajari tentang berbagai keilmuan di bidang Produksi Entertainmen, baik itu seni teater, musik, tari, dan seni pertunjukan lainnya. 

·         Bisnis Digital: Prodi ini mengajarkan dalam merancang dan menjalankan bisnis yang berbasis digital. Ilmu yang akan diperoleh merupakan perpaduan dari manajemen, bisnis, teknik informatika, dan sistem informasi. 

·         Komunikasi Massa: Ahli Madya di bidang penyiaran, periklanan dan media digital yang terampil dalam membuat konten kreatif yang bisa dipakai dalam acara televisi atau media massa lainnya, ditambah dengan bekal ilmu periklanan seperti copywriting, strategi pemasaran, produksi iklan.

baca jugaBeda gelar S.Tr.I.Kom dan S.I.Kom

Belajar Langsung dari Industri

Salah satu keunggulan IMDE yang sulit disaingi kampus lain adalah kedekatannya dengan industri. Sebagai bagian dari EMTEK Group yang membawahi SCTV, Indosiar, Mentari, Moji dan berbagai platform digital lainnya, mahasiswa IMDE mendapatkan pengalaman praktis yang nyata. Ini termasuk kesempatan magang, kolaborasi dalam produksi, dan networking langsung dengan para profesional di industri kreatif.

Bayangkan, saat kuliah, kamu bisa terlibat dalam produksi konten untuk platform besar, atau bahkan berpartisipasi dalam acara yang disiarkan secara nasional. Ini bukan hanya pengalaman, tetapi langkah awal untuk menjejakkan kakimu dalam dunia industri kreatif.

Lokasi Kampus dalam lingkungan industri

IMDE memiliki keunggulan unik karena berlokasi di lingkungan kompleks Indosiar-SCTV, yang memberikan mahasiswa akses langsung ke industri media dan hiburan. Dengan fasilitas profesional yang digunakan oleh dua stasiun televisi nasional, mahasiswa dapat belajar dalam suasana nyata dunia kerja, mulai dari produksi konten, penyutradaraan, hingga penyiaran. Selain itu, kedekatan dengan Indosiar dan SCTV membuka peluang magang, kolaborasi, serta pengalaman langsung di lapangan, menjadikan IMDE tempat yang ideal untuk membangun jaringan dan keterampilan yang relevan dengan industri kreatif dan media

Kurikulum yang Selalu Update dengan Perkembangan Industri

Di dunia kreatif, teknologi dan tren terus berubah. IMDE menyadari hal ini dan selalu memperbarui kurikulum agar mahasiswa mendapatkan materi yang relevan dengan perkembangan industri terkini. IMDE juga mendorong kolaborasi antar mahasiswa dari berbagai prodi, agar terbiasa bekerja dalam tim lintas disiplin—persis seperti yang terjadi di dunia industri kreatif yang sesungguhnya.

lihat juga media sosial produksi media

Menjadi Bagian dari Komunitas Kreatif yang Berkembang

Kreativitas tidak hanya muncul dari proses belajar di kelas, tapi juga dari lingkungan yang mendukung. Di IMDE, kamu akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat dan semangat yang sama dalam menciptakan karya. Kolaborasi, pertukaran ide, dan dukungan antar mahasiswa menjadi bagian penting dari pengalaman kuliah di sini.

Dengan bergabung di berbagai kegiatan kampus, seperti Fotografi, Videografi, Bropela, dan  Kesenian. Kamu akan merasa menjadi bagian dari komunitas kreatif yang dinamis dan terus berkembang.

Prospek Karier yang Cerah di Industri Kreatif

IMDE tidak hanya membekali mahasiswanya dengan keterampilan teknis dan kreatif, tetapi juga membuka jalan untuk karier yang sukses. Lulusan IMDE memiliki peluang besar untuk bekerja di berbagai bidang kreatif, mulai dari perusahaan media besar, PH, startup teknologi, hingga membangun bisnis kreatif sendiri.

Kedekatan IMDE dengan industri juga memastikan kamu mendapatkan akses eksklusif ke peluang kerja, proyek kolaboratif, dan jaringan profesional yang luas. Lulusan IMDE siap bersaing di dunia kerja karena sudah memiliki portofolio dan pengalaman yang nyata selama masa studi.

Prodi Produksi Media: Menjawab Kebutuhan Konten di Era Digital

Di era digital, kebutuhan akan konten yang menarik, berkualitas, dan relevan semakin tinggi. Berbagai platform seperti YouTube, Instagram, TikTok, hingga layanan streaming membutuhkan konten yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga memiliki nilai produksi yang baik. Inilah mengapa Prodi Produksi Media menjadi sangat dibutuhkan.

Di tengah pesatnya perkembangan digital, storytelling melalui video menjadi alat penting dalam pemasaran dan komunikasi. Lulusan prodi ini memiliki peluang karier yang luas, mulai dari produser konten, videografer, hingga editor, di industri media, hiburan, dan periklanan, serta berperan penting dalam produksi konten orisinal di platform streaming.

 

 

 

 



Tuesday, October 22, 2024

Revolusi Broadcast: Peluang Emas di Tengah Tantangan Era Digital

Di era digital seperti sekarang, dunia broadcast telah mengalami perubahan yang sangat pesat. Dari TV tradisional hingga layanan streaming dan podcasting, industri ini menawarkan peluang besar bagi siapa saja yang tertarik. Tapi, di balik semua peluang itu, tentu ada tantangan yang harus dihadapi. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang profesi, peluang, dan tantangan yang ada di dunia broadcast!




Apa Itu Dunia Broadcast?

Broadcast adalah proses menyebarkan informasi atau hiburan melalui media massa seperti televisi, radio, atau platform digital. Bayangkan, program yang kamu tonton di TV atau podcast yang kamu dengarkan setiap pagi, semua itu adalah hasil dari kerja keras tim broadcast. Teknologi yang digunakan dalam penyiaran ini juga terus berkembang, dari siaran analog hingga digital, dan sekarang, semakin banyak orang beralih ke OTT (Over The Top) seperti Netflix, YouTube, dan layanan streaming lainnya.


Profesi-Profesi Menarik di Dunia Broadcast

Industri broadcast nggak hanya soal tampil di depan kamera, lho! Banyak profesi lain yang berperan penting di balik layar. Beberapa di antaranya adalah:

Produser

Profesi sebagai produser memiliki peran kunci dalam kesuksesan sebuah acara televisi. Produser bertanggung jawab atas keseluruhan proses produksi, mulai dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, hingga evaluasi program. Dalam kesehariannya, produser memastikan kelengkapan siaran, memberi pengarahan kepada kru, memantau jalannya acara, dan mengevaluasi hasil produksi. Dengan tanggung jawab yang besar ini, kemampuan leadership yang baik sangat diperlukan agar produser dapat mengelola tim produksi secara efektif.

Program Director (PD)

Program Director memiliki tanggung jawab dalam mengawasi aspek kreatif dari sebuah acara atau film di bawah produser. Mereka berwenang untuk menentukan bagaimana jalannya acara tersebut. Selain itu, Director juga bertugas memastikan bahwa naskah yang telah dibuat diimplementasikan sesuai dengan proses pengambilan gambar.


Cameraman

Profesi ini bisa dibilang sebagai salah satu peran paling penting dalam produksi acara televisi. Tidak akan ada tayangan televisi tanpa adanya cameraman atau kamerawan. Seorang cameraman bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera. Biasanya, cameraman suatu acara tidak bekerja sendirian,tetapi terdiri dari beberapa tim.

Script Writer

Pekerjaan ini cocok bagi kamu yang memiliki kemampuan menulis. Penulis naskah atau script writer bertugas untuk menulis naskah yang akan ditayangkan. Selain memiliki kemampuan menulis yang baik, scriptwriter juga harus kreatif dan mampu bekerja sesuai deadline. Namun untuk acara di TV yang sebagian besar formatnya nondrama posisi ini juga disebut Creative Writer.

dan masih banyak profesi lainnya...Semua profesi ini saling bekerja sama untuk menghasilkan program yang kita nikmati sehari-hari, dari berita hingga acara hiburan.


Peluang di Dunia Broadcast

Dengan perkembangan teknologi, dunia broadcast semakin terbuka bagi siapa saja yang punya kreativitas. Beberapa peluang menarik antara lain:Konten Digital: Banyak orang sekarang lebih sering menonton konten lewat YouTube atau platform streaming. Ini membuka peluang bagi content creator yang ingin membuat program sendiri tanpa bergantung pada stasiun TV besar.

Freelance: Banyak profesi di dunia broadcast bisa dikerjakan dari mana saja. Misalnya, editor video, penulis naskah, atau motion graphic designer bisa bekerja secara remote atau freelance.

Global Audience: Internet memungkinkan kita untuk menjangkau penonton dari seluruh dunia, sehingga peluang untuk mendapatkan audiens lebih besar.

Monetisasi: Platform seperti YouTube atau podcast memberikan kesempatan bagi kreator untuk menghasilkan uang dari iklan, sponsorship, atau donasi dari penonton.
Tantangan di Dunia Broadcast

Tentu, dunia broadcast tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah persaingan yang ketat. Dengan banyaknya platform dan kreator konten, kamu harus punya ide yang unik dan menarik agar bisa bersaing. Selain itu, teknologi yang terus berkembang menuntut para profesional di bidang ini untuk selalu belajar dan beradaptasi dengan software dan peralatan baru.

Tantangan lainnya adalah perubahan kebiasaan konsumsi konten. Dulu, kita lebih sering menonton TV di rumah, tapi sekarang banyak yang beralih ke ponsel untuk menonton konten on-demand. Hal ini membuat banyak stasiun TV atau media tradisional harus berpikir ulang tentang cara mereka menyajikan konten.


Tren Masa Depan di Dunia Broadcast

Ke depannya, dunia broadcast akan semakin menarik dengan adanya teknologi baru seperti Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR). AI bisa digunakan untuk menganalisis audiens dan membuat konten yang lebih personal, sementara VR dan AR memberikan pengalaman menonton yang lebih interaktif. Selain itu, konten interaktif dan berbasis komunitas diprediksi akan semakin digemari.

Kuliah di Produksi Media Menghadapi Tantangan Digitalisasi

Dengan perkembangan industri broadcast yang pesat dan berbagai peluang yang muncul, seperti konten digital, streaming, dan pekerjaan freelance, berkuliah di Prodi Produksi Media menjadi langkah strategis untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan dan meraih peluang tersebut. Di prodi ini, kamu akan belajar keterampilan teknis dari praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi, seperti merancang naskah, pengoperasian kamera, editing video, hingga manajemen produksi, yang semuanya sangat dibutuhkan di dunia broadcast modern. Selain itu, kamu juga akan dilatih untuk berpikir kreatif dan beradaptasi dengan teknologi baru seperti live streaming dan platform OTT (Over The Top), yang memungkinkan kamu menjadi kreator atau profesional broadcast siap bersaing di pasar globa

Saturday, October 19, 2024

5 Smartphone Hacks untuk Meningkatkan Kualitas Video

Saat ini, smartphone menjadi alat utama untuk membuat video, baik untuk konten kreator pemula maupun profesional. Dengan kamera berkualitas tinggi yang ada di sebagian besar smartphone, kamu bisa menghasilkan video yang keren dengan beberapa trik sederhana. Berikut adalah 5 hack smartphone yang bisa membantu meningkatkan kualitas videomu, tanpa perlu alat mahal atau pengaturan yang rumit.



1. Aktifkan Mode Grid untuk Komposisi yang Lebih Baik

Komposisi yang tepat adalah kunci dari video yang menarik secara visual. Salah satu cara termudah untuk memperbaiki komposisi adalah dengan mengaktifkan mode grid di kamera smartphone-mu. Fitur grid ini membantu kamu menerapkan aturan komposisi Rule of Thirds—sebuah prinsip yang sering digunakan dalam fotografi dan videografi. Dengan membagi layar menjadi tiga bagian secara vertikal dan horizontal, kamu dapat menempatkan objek di titik-titik persimpangan untuk menciptakan keseimbangan visual yang lebih baik.

  • Cara Aktifkan Grid:
    Di iPhone, buka Settings > Camera > Grid dan aktifkan. Di Android, buka Camera Settings dan cari opsi Grid Lines.

 

2. Kunci Fokus dan Eksposur untuk Video yang Stabil

Ketika merekam video, sangat penting untuk mengunci fokus dan eksposur agar hasil tetap stabil. Jika kamu tidak mengunci keduanya, smartphone akan secara otomatis mencoba mengubah fokus dan eksposur sesuai dengan perubahan kondisi cahaya atau gerakan. Hal ini bisa mengakibatkan video tampak buram atau berubah-ubah pencahayaannya.

  • Cara Melakukan:
    Di kebanyakan smartphone, cukup tap dan tahan pada layar di area objek utama. Sebuah ikon kunci akan muncul, menandakan bahwa fokus dan eksposur telah terkunci.

3. Rekam dalam Resolusi 4K untuk Kualitas Maksimal

Jika smartphone-mu mendukung resolusi 4K, gunakan ini untuk mendapatkan video dengan kualitas terbaik. Resolusi 4K menghasilkan video dengan detail yang lebih tajam dan warna yang lebih jelas, memberikan hasil akhir yang lebih profesional. Ini sangat penting jika kamu berencana mengedit video atau menampilkannya di layar yang lebih besar. Meski demikian, perlu diingat bahwa merekam dalam 4K memakan lebih banyak ruang penyimpanan.

  • Kapan Harus Menggunakan 4K:
    Rekam dalam 4K ketika kamu membutuhkan kualitas tertinggi untuk proyek khusus, seperti pembuatan film pendek atau video yang akan diedit secara intensif. Namun, untuk keperluan vlog atau video harian, resolusi 1080p juga masih sangat memadai.

 

4. Gunakan Aksesori Murah: Tripod Mini dan Mikrofon Eksternal

Stabilitas adalah salah satu elemen kunci untuk video berkualitas. Salah satu aksesori yang wajib kamu miliki adalah tripod mini. Alat ini membantu menstabilkan smartphone saat merekam, terutama ketika kamu ingin mengambil gambar diam atau shot panjang. Selain itu, kualitas audio juga sangat penting. Mikrofon eksternal yang terhubung ke smartphone-mu akan menghasilkan audio yang lebih jernih daripada mikrofon bawaan. Audio yang jelas bisa meningkatkan kesan profesional pada videomu.

  • Rekomendasi Aksesori:
    Beberapa tripod mini yang terjangkau seperti Ulanzi U-Rig Pro atau Joby GorillaPod sangat populer di kalangan konten kreator. Untuk mikrofon, kamu bisa memilih Boya BY-M1 atau Rode VideoMic Me-L.

 

5. Manfaatkan Cahaya Alami untuk Pencahayaan yang Optimal

Pencahayaan adalah salah satu elemen paling penting dalam videografi. Daripada mengandalkan lampu buatan yang mahal, kamu bisa memanfaatkan cahaya alami dari jendela atau luar ruangan. Cahaya alami memberikan tampilan yang lebih lembut dan natural pada subjekmu. Hindari backlighting atau kondisi di mana cahaya lebih kuat datang dari belakang objek, karena ini bisa membuat video tampak terlalu gelap atau overexposed.

  • Tips Penggunaan Cahaya Alami:
    Rekam di pagi atau sore hari ketika cahaya matahari lebih lembut (sering disebut golden hour). Jika di dalam ruangan, coba posisikan subjek dekat jendela untuk mendapatkan cahaya yang merata.

 

Kreativitas dan Eksperimen

Dengan menerapkan 5 hack sederhana ini, kamu bisa menghasilkan video berkualitas tinggi hanya dengan smartphone. Jangan lupa untuk selalu bereksperimen dengan berbagai teknik dan alat untuk menemukan gaya videografi yang sesuai dengan kebutuhanmu. Kreativitas adalah kunci utama dalam produksi video yang menarik, dan dengan bantuan teknologi yang tepat, kamu bisa terus berkembang tanpa batas.

Dan kalau kamu benar-benar serius ingin jadi kreator yang jago, yuk gabung di Prodi Produksi Media! kampus IMDE. Di sini, kamu bisa belajar lebih dalam tentang seni pembuatan video melalui mata kuliah seperti Fotografi dan Digital Videografi. Kamu bakal diajari cara berpikir visual, menguasai teknik kamera, sampai editing biar kontenmu nggak sekadar keren, tapi juga profesional!

Sumber Referensi:

  1. The Verge – “How to Improve Your Smartphone Videography”
    (https://www.theverge.com/2020/7/1)

 

Thursday, October 17, 2024

Film-Film dengan Biaya Terbesar yang Bikin Industri Berguncang!

Membuat film membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apalagi jika film tersebut termasuk dalam kategori blockbuster atau film dengan skala besar. Di era teknologi modern ini, biaya produksi film semakin tinggi karena adanya efek visual yang canggih, set yang megah, aktor papan atas, dan promosi besar-besaran. Beberapa film bahkan masuk dalam daftar film dengan biaya produksi termahal sepanjang sejarah. Berikut beberapa di antaranya:



1. "Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides" (2011)


Film ini adalah salah satu film dengan anggaran terbesar sepanjang sejarah. Disney menggelontorkan sekitar $379 juta = Rp5,874 triliun untuk memproduksi film ini. Biaya tinggi ini disebabkan oleh efek visual yang rumit, syuting di berbagai lokasi eksotis, dan tentu saja gaji besar untuk para aktor seperti Johnny Depp. Efek khusus untuk adegan laut dan makhluk fantasi menambah beban biaya produksi secara signifikan.

baca juga Kenapa film Favorit belum tayang di TV

2. "Avengers: Endgame" (2019)



Salah satu film superhero terpopuler ini menghabiskan sekitar $356 juta = Rp5,518 triliun untuk produksinya. Biaya tersebut meliputi CGI yang intens, bayaran untuk para aktor seperti Robert Downey Jr., Chris Evans, dan Scarlett Johansson, serta kebutuhan untuk membuat adegan-adegan epik pertarungan di luar angkasa. Marvel Studios juga harus merogoh kocek lebih dalam untuk mempromosikan film ini di seluruh dunia.

3. "Avengers: Age of Ultron" (2015)



Film dari Marvel Cinematic Universe lainnya yang juga masuk dalam daftar ini adalah "Age of Ultron" dengan anggaran $365 juta = Rp5,657 triliu Film ini menampilkan pertarungan besar antar superhero dengan efek visual yang sangat kompleks. Setiap karakter superhero memiliki efek visual khusus yang dirancang dengan detail tinggi, seperti Iron Man dengan kostum mekaniknya atau Hulk dengan tubuh raksasa.

baca juga D4 Produksi Media, Jurusan Kekinian

4. "Justice League" (2017)



Film superhero dari DC Comics ini menghabiskan biaya produksi sebesar $300 juta = Rp4,65 triliun. Biaya tinggi ini dipicu oleh reshoot yang besar-besaran setelah perubahan sutradara dari Zack Snyder ke Joss Whedon, serta kebutuhan untuk memperbaiki efek visual dan menciptakan adegan-adegan baru. Sayangnya, meski dengan biaya tinggi, film ini tidak mencapai kesuksesan yang diharapkan di box office.

5. "Avatar: The Way of Water" (2022)


Film lanjutan dari "Avatar" karya James Cameron ini diperkirakan menelan biaya lebih dari $350 juta = Rp5,425 triliun. Biaya tinggi ini digunakan untuk pengembangan teknologi sinematografi terbaru, termasuk teknik motion capture di bawah air yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Cameron dikenal sering mendorong batasan teknologi dalam pembuatan film, dan ini menjadi salah satu faktor tingginya anggaran produksi.

Faktor-faktor yang Membuat Biaya Produksi Film Mahal

Biaya produksi film bisa sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti:

  • Efek Visual (VFX): Film dengan banyak adegan CGI atau efek visual membutuhkan waktu dan biaya besar untuk membuatnya terlihat realistis.
  • Gaji Aktor: Aktor papan atas sering kali dibayar puluhan juta dolar untuk satu film saja.
  • Lokasi Syuting: Syuting di lokasi-lokasi eksotis atau tempat bersejarah sering kali memerlukan izin yang mahal dan logistik yang rumit.
  • Kostum dan Properti: Film yang membutuhkan kostum khusus atau desain set yang rumit, seperti film fantasi atau sci-fi, biasanya memerlukan anggaran tambahan.

Film-film dengan biaya produksi besar sering kali diimbangi dengan keuntungan yang besar juga, meski tidak selalu. Namun, biaya produksi yang tinggi tidak menjamin kesuksesan di box office, karena banyak faktor lain seperti cerita, pemasaran, dan minat penonton yang turut menentukan kesuksesan sebuah film.

 

Referensi : https://boardroom.tv/most-expensive-movies-ever-made-avatar-marvel/

 

 

Sunday, October 13, 2024

Penasaran Kamera Apa yang Dipakai di Hollywood? Yuks Simak Artikel Ini

Dalam industri perfilman, teknologi kamera menjadi salah satu faktor penentu kualitas visual sebuah film. Kamera yang digunakan harus mampu menangkap detail, warna, dan tekstur dengan sempurna, terutama untuk diproyeksikan di layar lebar bioskop. Di balik setiap film blockbuster yang kita nikmati, ada kamera berkualitas tinggi yang berperan penting dalam menciptakan visual yang memukau.





Artikel ini akan membahas lebih detail tentang beberapa kamera yang sering digunakan dalam produksi film bioskop, serta alasan mengapa kamera-kamera ini menjadi pilihan utama para sineas.

1. Arri Alexa

Arri Alexa adalah salah satu kamera yang paling terkenal di dunia perfilman. Sejak diluncurkan, Arri Alexa telah menjadi standar industri untuk film-film blockbuster Hollywood dan internasional. Beberapa film besar seperti The Revenant, Skyfall, dan Mad Max: Fury Road menggunakan kamera ini sebagai andalan.

Kelebihan Arri Alexa:

Rentang Dinamis Tinggi (14+ Stops)
Arri Alexa memiliki rentang dinamis yang sangat tinggi, memungkinkan kamera ini untuk menangkap detail pada area yang sangat terang maupun sangat gelap dalam satu frame. Ini memberikan fleksibilitas luar biasa saat pengambilan gambar di lokasi dengan pencahayaan yang sulit.

Warna yang Natural dan Sinematik
Kemampuan kamera ini untuk menangkap warna, terutama untuk skin tone (warna kulit), dianggap yang terbaik di kelasnya. Hal ini membuat kamera ini ideal untuk close-up atau adegan dengan fokus pada karakter, karena hasilnya terlihat lebih natural dan estetis.

Kekuatan dalam Kondisi Ekstrem
Arri Alexa dikenal sebagai kamera yang sangat andal dalam kondisi yang ekstrem, baik itu di lokasi syuting dengan suhu sangat rendah seperti di The Revenant, maupun dalam cuaca yang ekstrem lainnya. Ini membuatnya menjadi pilihan yang aman untuk proyek besar yang membutuhkan ketangguhan.

baca juga Asiknya kuliah di D4 Produksi Media

2. RED Digital Cinema

RED Digital Cinema menjadi salah satu pilihan populer di kalangan sineas yang menginginkan resolusi tinggi dan fleksibilitas. RED menawarkan kemampuan perekaman video hingga resolusi 8K, menjadikannya pilihan utama untuk film-film dengan banyak efek visual atau CGI. Beberapa film yang menggunakan kamera RED antara lain The Hobbit dan Guardians of the Galaxy Vol. 2.

Kelebihan RED Digital Cinema:

Resolusi Tinggi hingga 8K
Salah satu keunggulan utama RED adalah kemampuannya untuk merekam video dengan resolusi sangat tinggi, bahkan hingga 8K. Ini sangat penting saat melakukan post-production, terutama untuk film yang memerlukan banyak visual effects (VFX). Resolusi yang tinggi memungkinkan hasil gambar tetap tajam meski mengalami cropping atau manipulasi digital lainnya.

Desain Modular
Kamera RED memiliki desain modular yang sangat fleksibel, memungkinkan kru film untuk menyesuaikan konfigurasi kamera sesuai dengan kebutuhan adegan. Modul tambahan seperti monitor, baterai, dan lensa bisa dipasang sesuai kebutuhan, memberikan fleksibilitas lebih dalam berbagai situasi syuting.

Efisiensi Ukuran File
RED menggunakan format kompresi yang efisien, memungkinkan perekaman gambar berkualitas tinggi tanpa menghabiskan terlalu banyak ruang penyimpanan. Ini menguntungkan bagi produksi besar yang perlu menyimpan banyak footage dengan kualitas terbaik.

baca juga Camera Masa Depan

3. Sony Venice

Sony Venice adalah salah satu kamera terbaru di dunia sinematik, tetapi telah mendapatkan banyak perhatian karena kualitas yang dihasilkannya. Kamera ini digunakan dalam film-film seperti Top Gun: Maverick dan Venom: Let There Be Carnage, yang menuntut kualitas visual yang sinematik dengan detail yang tajam.

Kelebihan Sony Venice:

Full-Frame Sensor
Sony Venice memiliki sensor full-frame, yang memberikan depth of field yang lebih luas dan menghasilkan bokeh yang lembut dan halus. Ini sangat penting untuk adegan dramatis yang membutuhkan efek fokus yang tajam pada objek tertentu.

Dual Base ISO
Kamera ini dilengkapi dengan fitur dual base ISO (500 dan 2500), yang memungkinkan perekaman gambar berkualitas tinggi dalam kondisi pencahayaan yang terang maupun dalam situasi low-light. Fitur ini meminimalisir noise tanpa mengorbankan detail, membuatnya ideal untuk berbagai kondisi pencahayaan.

Warna yang Memukau
Sony Venice terkenal dengan kemampuannya mereproduksi warna yang sangat akurat dan natural, menjadikannya favorit bagi sinematografer yang ingin hasil gambar terlihat nyata tanpa terlalu banyak koreksi warna di post-production.


4. Panavision DXL2

Panavision DXL2 adalah kamera sinematik premium yang merupakan kolaborasi antara Panavision dan RED. Kamera ini dilengkapi dengan sensor 8K dari RED dan lensa Panavision, yang secara historis terkenal di kalangan sineas karena kualitas optiknya. Kamera ini digunakan dalam film-film besar seperti Star Wars: The Rise of Skywalker.

Kelebihan Panavision DXL2:

Resolusi 8K dengan Lensa Panavision
Sensor 8K yang dikombinasikan dengan lensa Panavision menciptakan gambar yang tajam dengan detail luar biasa. Ini sangat penting dalam produksi film layar lebar yang membutuhkan resolusi tinggi dan ketajaman gambar tanpa kompromi.

Post-Production Friendly
Panavision DXL2 dirancang untuk integrasi yang baik dengan software post-production, terutama dalam hal color grading dan VFX. Hal ini memudahkan editor dan tim post-production untuk bekerja dengan footage berkualitas tinggi dan menjaga konsistensi visual.

Kesimpulan

Kamera-kamera seperti Arri Alexa, RED, Sony Venice, dan Panavision DXL2 menjadi andalan para sineas untuk menghasilkan film-film berkualitas tinggi. Setiap kamera memiliki kelebihan tersendiri, dan pemilihannya tergantung pada kebutuhan spesifik dari proyek film. Beberapa kamera unggul dalam kualitas gambar yang sinematik, sementara yang lain menawarkan fleksibilitas dalam post-production atau keandalan dalam kondisi pencahayaan yang ekstrem.

Dengan teknologi yang terus berkembang, kamera-kamera ini memberikan ruang bagi sineas untuk terus berinovasi dan menghasilkan karya-karya visual yang semakin memukau di layar bioskop.

Saturday, October 12, 2024

Film Unggulan Bioskop Kenapa Belum Tayang di TV? Berikut Alasannya

Kenapa Film Unggulan Belum Tayang di TV? Ini Penjelasan tentang Hold Back Period

Pernahkah kamu bertanya-tanya, kenapa film yang lagi hits di bioskop belum juga tayang di TV atau layanan streaming favoritmu? Nah, salah satu penyebab utamanya adalah yang disebut Hold Back Period.



Di blog kali ini, kita akan mengupas tuntas apa itu Hold Back Period, mengapa itu diterapkan, dan contoh sederhananya agar kamu lebih paham bagaimana distribusi film bekerja. Yuk, kita mulai!

Apa Itu Hold Back Period?

Hold Back Period adalah waktu tunggu yang diberlakukan oleh distributor konten atau studio produksi sebelum sebuah film atau acara TV bisa dirilis di platform lain setelah perilisan awalnya. Misalnya, setelah sebuah film dirilis di bioskop, akan ada periode tertentu sebelum film tersebut bisa tersedia di layanan streaming, TV berlangganan (cable TV), atau bahkan televisi gratis (free-to-air).

Tujuan utama dari hold back period adalah untuk memaksimalkan keuntungan di setiap fase distribusi. Setiap saluran distribusi (bioskop, streaming, TV) memiliki nilai ekonomi yang berbeda, dan hold back period membantu mengoptimalkan pendapatan dari setiap tahap.

baca juga Peluang lulusan Produksi Media

Mengapa Hold Back Period Diterapkan?

Distribusi film adalah bisnis yang sangat terencana. Studio dan distributor film ingin mendapatkan penghasilan maksimal dari setiap platform di mana film itu ditayangkan. Oleh karena itu, mereka memberlakukan waktu tunggu atau hold back period untuk menghindari penurunan pendapatan di platform pertama (biasanya bioskop) sebelum film masuk ke fase distribusi berikutnya (misalnya layanan streaming atau TV).

Bayangkan jika film yang baru tayang di bioskop langsung tersedia di TV atau layanan streaming. Tentunya banyak orang yang akan memilih menonton di rumah daripada pergi ke bioskop, sehingga pendapatan dari bioskop menurun. Hold back period mencegah hal ini dengan memberi jeda waktu agar orang yang benar-benar ingin menonton lebih awal akan memilih ke bioskop.

Contoh Sederhana Hold Back Period

Biar lebih mudah, kita buat contoh sederhana:

  1. Perilisan di Bioskop

Sebuah film baru dirilis di bioskop pada tanggal 1 Januari. Di tahap ini, orang yang ingin menikmati pengalaman menonton di layar lebar dengan kualitas suara dan gambar terbaik akan menonton di bioskop. Inilah fase distribusi pertama.

  1. Hold Back Period untuk Layanan Streaming

Setelah film tayang di bioskop, biasanya ada hold back period selama 90 hari sebelum film tersebut tersedia di layanan streaming berbayar seperti Netflix atau Disney+. Jadi, film baru bisa kamu tonton di streaming pada tanggal 1 April. Tujuannya agar bioskop mendapatkan waktu eksklusif untuk memaksimalkan keuntungan.

  1. Hold Back Period untuk TV Berlangganan

Setelah film tayang di layanan streaming, hold back period lainnya mungkin diberlakukan sebelum film tersebut ditayangkan di TV berlangganan (seperti HBO atau Fox Movies). Biasanya durasinya sekitar 6 bulan setelah tayang di bioskop, misalnya baru tersedia di TV berlangganan pada bulan Juli.

  1. Hold Back Period untuk Free-to-Air TV

Untuk TV gratis, hold back periodnya bisa lebih lama lagi, biasanya sekitar 12 bulan atau lebih. Jadi, film tersebut baru bisa tayang di TV lokal pada tahun berikutnya, contohnya Januari tahun depan.

Contoh Nyata: Film Blockbuster dan Hold Back Period

Salah satu contoh nyata adalah perilisan film "Avengers: Endgame". Film ini tayang di bioskop pada April 2019, namun baru tersedia di layanan streaming Disney+ sekitar November 2019, sekitar 7 bulan setelah perilisan di bioskop. Setelah itu, film ini baru tersedia di TV kabel beberapa bulan kemudian dan akhirnya di TV gratis setelah lebih dari setahun.

baca juga mata kuliah dan peluang karir

Hold Back Period di Era Digital: Tren Terkini

Di era digital yang semakin berkembang pesat, hold back period mulai beradaptasi. Tren mempercepat distribusi film ke layanan streaming semakin populer, terutama setelah pandemi COVID-19 yang mengubah perilaku menonton. Kini, beberapa studio memilih merilis film secara simultan di bioskop dan streaming (seperti yang dilakukan oleh Disney dengan "Black Widow"). Ini mengurangi hold back period, tetapi tetap menjaga potensi pendapatan dari berbagai kanal.

 

Kesimpulan

Hold back period adalah strategi distribusi yang bertujuan untuk memaksimalkan pendapatan dari setiap saluran distribusi—bioskop, streaming, TV berlangganan, dan TV gratis. Dengan adanya hold back period, kita bisa melihat bagaimana film-film unggulan tidak langsung muncul di berbagai platform, tapi didistribusikan secara bertahap untuk memaksimalkan keuntungan di tiap tahap.

Jadi, lain kali ketika kamu bertanya-tanya kenapa film favoritmu belum ada di TV atau layanan streaming, sekarang kamu tahu jawabannya: Hold Back Period! 😉

Penjelasan detilnya merupakan materi mata kuliah "Distribusi Media " di Program Studi Produksi Media dengan dosen praktisi dari EMTEK Grup.

 

Monday, October 7, 2024

Menghasilkan Video Yang Kece, Ikuti Tips Ini

Tips Merekam Video dengan Baik untuk Hasil Profesional

Merekam video berkualitas tidak hanya mengandalkan peralatan canggih, tetapi juga keterampilan dan teknik yang tepat. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda merekam video yang lebih baik dan terlihat profesional.



Rencanakan dengan Baik
Langkah pertama dalam merekam video yang bagus adalah perencanaan. Pastikan Anda sudah memiliki ide yang jelas mengenai konsep dan alur cerita. Buat storyboard atau catatan sederhana untuk menentukan urutan adegan dan elemen visual yang diperlukan. Rencana yang matang akan membantu Anda lebih efisien saat proses pengambilan gambar.

baca juga Kelebihan Sarjana Terapan.

Pencahayaan yang Baik
Pencahayaan adalah elemen penting dalam videografi. Cahaya yang kurang baik dapat membuat video terlihat gelap dan tidak menarik. Gunakan cahaya alami, seperti sinar matahari, atau alat bantu seperti lampu ring atau softbox. Pastikan sumber cahaya menyinari subjek dari depan atau samping agar subjek terlihat jelas dan bayangan yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.

Stabilitas Kamera
Gambar yang goyang bisa membuat penonton merasa tidak nyaman. Untuk menjaga kamera tetap stabil, gunakan tripod atau stabilizer. Jika Anda tidak memiliki alat tersebut, coba pegang kamera dengan kedua tangan dan dekatkan ke tubuh untuk mendapatkan kestabilan. Menggunakan permukaan datar sebagai penopang juga bisa menjadi solusi.

Gunakan Aturan Sepertiga
Komposisi visual yang baik dapat membuat video lebih menarik. Salah satu teknik yang efektif adalah menggunakan aturan sepertiga. Bayangkan layar terbagi menjadi tiga bagian, baik secara vertikal maupun horizontal. Tempatkan subjek di sepanjang garis atau pada titik pertemuan garis untuk memberikan komposisi yang seimbang dan estetis.

Kualitas Audio yang Baik
Audio merupakan bagian krusial dalam video. Gunakan mikrofon eksternal untuk hasil suara yang lebih jernih. Jika mikrofon eksternal tidak tersedia, pastikan Anda merekam di lingkungan yang tenang agar tidak ada suara yang mengganggu.

Fokus yang Tepat
Pastikan subjek utama selalu dalam fokus. Sebelum mulai merekam, periksa apakah kamera sudah fokus dengan benar, terutama jika menggunakan mode manual. Fokus yang baik akan membuat video Anda terlihat lebih tajam dan profesional.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda bisa meningkatkan kualitas rekaman video Anda. Kuncinya adalah perencanaan yang baik, pencahayaan yang tepat, dan stabilitas dalam pengambilan gambar. Jangan ragu untuk berlatih dan bereksperimen agar hasil video semakin menarik dan memuaskan.Merekam video berkualitas tidak hanya mengandalkan peralatan canggih, tetapi juga keterampilan dan teknik yang tepat. Berikut beberapa tips untuk membantu Anda merekam video yang lebih baik dan terlihat profesional.

Di Prodi Produksi Media ada mata kuliah Digital Videografi 1 dan 2 yang membahas secara detil terkait proses pengambilan gambar hingga menghasilkan video yang profesional.

Info detil Prodi Produksi Media

Sunday, October 6, 2024

Memahami Streaming Protocol, Penting Saat Melakukan Streaming

 

Apa Itu Streaming Protocol dan Mengapa Penting?

Saat ini, hampir setiap orang menikmati konten video di internet, baik melalui platform seperti YouTube, Netflix, atau bahkan siaran langsung di media sosial seperti Instagram dan TikTok. Semua ini memungkinkan berkat sesuatu yang mungkin tidak banyak diketahui orang, yaitu streaming protocol.

Jadi, apa itu streaming protocol, dan mengapa ia begitu penting dalam dunia digital saat ini? Mari kita bahas lebih dalam.



Apa Itu Streaming Protocol?

Secara sederhana, streaming protocol adalah aturan atau standar yang mengatur bagaimana data video dan audio dikirimkan dari satu perangkat ke perangkat lain melalui internet. Data tersebut dikirimkan dalam bentuk potongan-potongan kecil atau chunks yang kemudian diterima secara real-time oleh perangkat pengguna, seperti smartphone, komputer, atau smart TV.

Tanpa streaming protocol, kamu mungkin tidak akan bisa menikmati video atau audio secara langsung melalui internet. Bayangkan jika kamu harus menunggu video diunduh secara keseluruhan sebelum bisa menontonnya—tentu tidak praktis, bukan?

baca juga Peralatan yang dibutuhkan saat streaming

Bagaimana Streaming Protocol Bekerja?

Proses kerja dari streaming protocol cukup sederhana. Pertama, file video atau audio yang ingin dikirim akan dipecah menjadi potongan-potongan kecil. Setiap potongan ini kemudian dikirimkan melalui jaringan internet ke perangkat pengguna. Pada saat yang sama, protokol juga mengatur bagaimana perangkat penerima memutar potongan video tersebut dengan lancar dan tanpa gangguan.

Sebagai contoh, saat kamu menonton live streaming, video yang kamu tonton sebenarnya terdiri dari potongan-potongan kecil yang dikirim secara real-time dari server ke perangkatmu. Inilah yang memungkinkan kamu untuk menonton video tanpa harus menunggu hingga selesai diunduh.

baca juga Prodi Produksi Media, peluang dan yang dipelajari

Jenis-Jenis Streaming Protocol

Ada beberapa jenis streaming protocol yang sering digunakan dalam industri video streaming. Masing-masing protokol ini memiliki karakteristik dan kegunaannya sendiri.

  1. HLS (HTTP Live Streaming)
    Dikembangkan oleh Apple, HLS adalah salah satu protokol streaming yang paling banyak digunakan saat ini. HLS sangat fleksibel karena dapat menyesuaikan kualitas video secara otomatis berdasarkan kecepatan internet pengguna, yang dikenal sebagai adaptive bitrate streaming.

  2. RTMP (Real-Time Messaging Protocol)
    RTMP awalnya dikembangkan oleh Adobe untuk Flash Player, tetapi kini banyak digunakan untuk live streaming ke platform seperti YouTube, Facebook Live, dan Twitch. RTMP sangat efektif dalam mengirim data secara real-time dengan latensi yang rendah.

  3. MPEG-DASH (Dynamic Adaptive Streaming over HTTP)
    MPEG-DASH merupakan alternatif dari HLS dan memberikan performa yang stabil di berbagai perangkat dan platform. Protokol ini juga mendukung adaptive bitrate, yang berarti pengalaman menonton tetap mulus meski kecepatan internet berubah-ubah.

baca juga Lowongan Kerja

Mengapa Streaming Protocol Penting?

Tanpa adanya streaming protocol, video online tidak akan bisa berjalan dengan baik. Bayangkan jika kamu menonton video dan setiap 5 detik video tersebut harus di-buffer. Pengalaman menonton pasti akan terganggu, bukan? Inilah fungsi dari protokol streaming—memastikan bahwa video atau audio dapat diputar dengan lancar, bahkan ketika jaringan internet tidak stabil.

Lebih dari itu, streaming protocol juga memungkinkan kita untuk menikmati live streaming. Misalnya, saat kamu menonton pertandingan sepak bola secara langsung atau mengikuti webinar, video yang kamu tonton dikirimkan secara real-time berkat protokol seperti RTMP.

Kesimpulan

Streaming protocol adalah teknologi yang bekerja di balik layar untuk memastikan kita bisa menikmati konten video dan audio di berbagai platform dan perangkat tanpa hambatan. Dari HLS hingga RTMP, masing-masing protokol memainkan peran penting dalam mengirimkan data secara cepat dan efisien, memberikan pengalaman streaming yang lancar dan menyenangkan.

Jika kamu tertarik mempelajari tentang streaming, di Program Studi Produksi Media ada satu mata kuliah yakni Produksi Streaming yang mempelajari bagaimana memahami dan melakukan streaming di berbagai platform. Info detil Program Studi Produksi Media