Segitiga eksposur (triangle exposure) merupakan sebuah istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar pada eksposur, yaitu aperture (diagframa), shutter speed, dan ISO. Ketiga elemen ini saling berkaitan dalam proses masuknya cahaya ke dalam kamera. Perubahan pada salah satu elemen eksposur tentunya akan berdampak pada perubahan elemen lainnya, sehingga kita tidak bisa hanya mengatur satu elemen saja.
Jadi segitiga eksposur adalah
menyeimbangkan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera melalui 3 cara yang
berbeda, yaitu melalui metode aperture, Shutter speed dan ISO.
a. Aperture adalah
seberapa banyak cahaya yang masuk melalui lensa (sangat penting terhadap
efek depth of field/bokeh)
b. Shutter Speed adalah
kecepatan waktu aperture terbuka dalam menerima cahaya yang
masuk.
c. ISO adalah
tingkat sensitivitas sensor kamera.
Apa Itu Aperture
Aperture atau bukaan lensa adalah ukuran seberapa
besar atau kecil terbuka nya iris/diafragma lensa yang diukur dengan f-number.
semakin kecil angka f-stop yang tertera, semakin besar pula bukaannya dan semakin
banyak pula cahaya yang masuk dan sebaliknya semakin besar angka nya,semakin
kecil bukaannya, semakin sedikit cahaya yang masuk.
sumber: https://pricepony.co.id/
Contoh:
Aperture f/2.8 memiliki bukaan lensa yang lebih besar dibandingkan f/5.6
Pengaruh Aperture terhadap Gambar yang
Dihasilkan
- Gambar
yang dihasilkan akan semakin terang karena jumlah cahaya yang masuk
semakin banyak;
- Depth
of field / ruang tajam semakin sempit sehingga background foto
yang dihasilkan lebih bokeh / blur, dan
sebaliknya.
Jadi dapat dilihat apabila kita memakai kamera dan
mengatur aperture ke angkah rendah seperti F2.8, maka
hasil yang didapatkan akan menjadi lebih bokeh (latar blur). Bagi anda yang
suka memotret dengan obyek manusia (potret) disarankan untuk menggunakan f
dengan angka kecil (<f.4) sehingga obyek utama jelas dengan latar blur.
Sedangkan anda yang suka memotret pemandangan (landscape) disarankan
menggunakan f dengan angka besar (>f 5.6) sehingga semua obyek dan latarnya
terlihat jelas.
Apa itu Shutter Speed
Shutter speed mengatur berapa
lama bukaan jendela sensor saat menerima cahaya sebelum akhirnya menutup
kembali. Semakin lama shutter speed terbuka, maka semakin banyak pula cahaya
masuk ke sensor, sehingga menghasilkan foto yang lebih terang. Kecepatan shutter diukur
dalam satuan second (detik), semakin cepat shutter speed semakin
cepat pula sensor menerima cahaya, dan sebaliknya.
Contoh: Shutter
speed 1/10 detik lebih lambat 3 kali dibanding 1/30
Pada DSLR, kecepatan shutter dilakukan
secara mekanis dengan membuka tutup cermin dan jendela shutter yang
terdapat di depan sensor, sementara mirrorless, kecepatan shutter dilakukan
secara elektrik hingga bisa menghasilkan kecepatan shutter yang
sangat tinggi, misalnya 1/8.000s hingga 1/16.000s.
Apa itu ISO
ISO adalah tingkat sensitifitas sensor kamera terhadap
cahaya. Semakin rendah nilai ISO maka hasil foto akan semakin gelap, sebaliknya
nilai ISO semakin tinggi maka semakin terang foto yang dihasilkan. Namun semakin tinggi nilai ISO nya maka akan
membuat gambar menjadi noise (berbintik), sedangkan jika nilai ISO nya semakin
kecil maka gambar akan semakin jernih.
Untuk itu sebaiknya jika memungkinkan gunakan cahaya alami
(matahari) agar nilai ISo nya dapat kecil dan menghasilkan gambar yang baik.
Mengapa Perlu Menaikkan ISO?
Nilai ISO perlu dinaikkan pada kondisi berikut :
- Kondisi
kurang cahaya;
- Sudah
menggunakan Aperture dengan bukaan terbesar;
- Sudah mengatur Shutter Speed pada kecepatan paling “wajar”.
Namun jika sudah melakukan pada poin 1 dan 2 eksposur masih gelap maka langkah terakhir adalah menaikan ISO.
CATATAN
Untuk lebih menguasai segitiga eksposur ini sebaiknya anda
sering berlatih sehingga akan lebih mudah memahami fungsi masing masing elemn
tersebut.
0 Comments:
Post a Comment