Tuesday, January 18, 2022

Tahapan Produksi (mekanisme sebuah produksi)

MEKANISME SEBUAH PRODUKSI

(contoh kasus untuk produksi ftv, video clip, iklan komersial & PSA /Iklan Layanan Masyarakat)
Secara garis besar, sebuah produksi program terbagi dalam 3 tahap, masing-masing : Pre Production, Production dan Post Production.
A. TAHAP PRE PRODUCTION
Tahap ini merupakan tahap persiapan, branstorming.
Pencarian tim inti dan pencarian cerita yang telah kita singgung di session # 1 masuk dalam tahap ini. Jika cerita sudah ditemukan, cerita akan dimitingkan oleh tim inti, antaranya producer, executive producer, production designer dan director. Setelah sepakat, Executive Producer akan merancang dan membuat budget untuk produksi tersebut. Setelah disetujui oleh Producer, budget tersebut langsung diturunkan kepada Line producer untuk ditindak lanjuti.



Langkah berikutnya adalah melakukan pemanggilan kru. Orang yang mempunyai tugas mencari atau memanggil kru adalah Manajer Produksi atau bisa juga Line Producer langsung.
Dealing harga atau honor kru biasa dilakukan oleh Line Producer.

B. TAHAP PRODUCTION
Tahap ini biasa dikenal dengan tahap syuting. Kru yang akan terlibat di lapangan biasanya meliputi :
a. Line Producer : yang akan mengatur jalur keuangan produksi, merupakan perpanjangan tangan executive producer dan mediasi production manager ke level producer.
b. Production Manager : orang yang bertanggung jawab pada kelangsungan produksi, pengadaan sarana dan fasilitas produksi. Roda produksi di lapangan ada di tangan seorang manajer produksi.
Biasanya seorang manajer produksi dibantu oleh beberapa orang unit produksi, antaranya :
- Unit Lokasi : yang bertanggung jawab pada pencarian dan pengadaan lokasi syuting.
- Unit transportasi : bertanggung jawab pada pengadaan transportasi selama hunting / survey dan kegiatan syuting.
Urusan logistik ada di bawah wewenang production manager. Biasanya urusan ini ditangani oleh salah satu unit di atas yang akan dibantu oleh PU (pembantu umum).
c. Tim Penyutradaraan / tim director, meliputi :
- Sutradara : bertanggung jawab menterjemahkan scenario ke dalam bahasa gambar
- Assisten sutradara : membantu sutradara menjalankan tugasnya. Ia yang akan mengatur skedul produksi dan pemain
- Director of photography (DOP) : bertanggung jawab terhadap pengambilan gambar sesuai keinginan sutradara
- Cameraman / Penata Kamera : orang yang mengoperasikan kamera
- Lightingman / Penata Lampu : bertanggung jawab terhadap pencahayaan, biasanya terdiri dari 2 atau 3 orang tergantung pada besarnya produksi.
- Audioman / Perekam suara : bertanggung jawab terhadap perekaman audio lapangan, biasanya terdiri dari 2 orang.
- Art Director / Penata Artistik : bertanggung jawab terhadap pengerjaan setting di lokasi yang telah ditentukan. Art director ini biasanya juga merupakan sebuah tim yang jumlahnya tergantung pada besarnya produksi. Tim penata artistik ini meliputi : set builder / dresser dan property master.
- Hair & Make up / Penata Rambut dan rias : bertanggung jawab pada tata rias dan rambut pemain.
- Costume Designer & Wardrobe : bertanggung jawab pada pengadaan kostum pemain
(note : kadang-kadang penata rambut, rias dan wardrobe dimasukkan dalam tim artistic).
- Pencatat skrip atau adegan : orang yang mencatat time code dari setiap scene dalam scenario
Note : man power diatas mutlak harus ada dalam sebuah produksi (proses syuting). Jika ada penambahan, biasanya disesuaikan dengan kebutuhan produksi. Misalnya :
- Co-sutradara : orang yang membantu sutradara di lapangan, tugasnya mendampingi (bukan assiten sutradara).
- Visualiser / stroryboadman : jika dibutuhkan, orang ini akan mengambarkan storyboard berdasarkan shot-shot yang diinginkan sutradara (biasa terjadi pada produksi film iklan)
- Koreografi : membantu menata gerak tari dan lagu (dibutuhkan untuk film jenis muskal).

C. POST PRODUCTION
Bila syuting sudah selesai, segera masuk tahap post production. Ada beberapa tahapan di Post Production ini. Masing-masing :
- Edting Off line : gambar hasil syuting diedit secara "cut to cut" untuk mencari struktur berdasar scenario.
- Editing on line : hasil off line dirapikan dan dihaluskan di tahap on line. Pergertian “on line” disini adalah tahap lanjutan dari “off line”, biasanya untuk keperluan efek gambar.
- Color grading : memberikan sentuhan / koreksi warna jika dibutuhkan
- Mixing : hasil editing terakhirnya akan masuk mixing, untuk menyelaraskan musik dan dialog yang ada dalam film.
Karena itu man power yang biasa terlibat dalam post production ini adalah : editor, penata suara (yang akan melakukan mixing) dan musician (pembuat music scoring). Bisa juga dubber /pengisi suara jika dibutuhkan.
Nah jika final mixing sudah selesai, maka program itu siap untuk dipresentasikan kepada producer. Kalau sang producer puas dan berkenan, siaplah program tersebut dibungkus alias siap untuk tayang.

NOTE :
Distribusi man power dan mekanisme produksi yang saya tuliskan di atas, biasa dipakai untuk sebuah produksi FTV, pembuatan video clip, Iklan komersial, PSA (Public Service Announcement) atau Iklan Layanan Masyarakat dengan range produksi antara 1 sampai 7 hari tergantung dari besarnya produksi itu sendiri.
Untuk pembuatan film layar lebar, kru yang terlibat sedikit lebih banyak mengingat produksinya sendiri lebih kompleks dengan waktu produksi, jumlah pemain dan peralatan yang lebih banyak.
Demikian catatan singkat ini, semoga bermanfaat.
Salam ”Indonesia Belajar !”

sumber

6 comments:

  1. izin bertanya, apakah hanya seorang editor yang bekerja di tahapan pasca produksi?

    ReplyDelete
  2. Apa peran editor saat pra produksi dan saat produksi?

    ReplyDelete
  3. apakah shot list dibuat oleh sutradara atau DoP, atau boleh kolaborasi dari keduanya?

    ReplyDelete
  4. Apakah seorang sutradara harus mendampingi setiap tahapan pada produksi?

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Saat penulis naskah telah menyelesaikan naskah, hal apa lagi yang harus dilakukan si penulis naskah?

    ReplyDelete