Saat ini dunia teknologi sedang dihebohkan dengan tren Non Fungible
Token (NFT) yang adalah sebuah token digital. Apalagi, setelah remaja
Indonesia, pemilik akun bernama Ghozali Everyday menjadi heboh di media sosial,
khususnya di situs penjualan karya digital berbasis NFT, yaitu OpenSea.
Ghozali konsisten menjual foto-foto selfie miliknya dalam lima tahun
terakhir. Bahkan, ia menjadikan foto selfie menjadi Non Fungible Token (NFT),
kini koleksinya bernilai miliar rupiah.
Apa
itu NFT?
NFT adalah sebuah token digital yang ditautkan ke sistem besar
blockchain, tidak jauh berbeda dengan beberapa aset mata uang kripto. Bedanya,
NFT tidak bisa dipertukarkan, tapi bisa diperjualbelikan.
Non-Fungible Token (NFT) merupakan sebuah aset digital yang mewakili
barang berharga dengan nilai yang tidak dapat diganti atau ditukarkan. Setiap
NFT memiliki data catatan transaksi di dalam blockchain, data itu berisi
tentang siapa penciptanya, harga, dan histori kepemilikannya.
NFT memberikan keamanan penting untuk sebuah karya seni yang
dipublikasikan secara online, di mana konten dapat disebar bebas dan dapat
diklaim dengan mudah, dan menyebabkan kerugian bagi pembuatnya. Beberapa situs
yang menyediakan jual beli NFT, seperti Nifty Gateway, Mintable, Rarible, dan
OpenSea.
Teknologi NFT dan blockchain yang akan memberikan jaminan bagi seniman atas
kepemilikan karyanya. Tentunya ini merupakan sebuah inovasi bagi seniman
digital yang selalu kesulitan dalam melawan plagiarisme dan pencurian kreatif.
Sistem smart contract yang ada pada NFT memungkinkan seniman untuk menuliskan
persentase royalti setiap kali karyanya berpindah tangan.
Tak hanya itu, harga aset NFT juga bisa mencapai angka yang sangat
tinggi. Misalnya, karya NFT termahal, yang dibuat oleh Beeple dengan judul
Everydays-The First 5000 Days, terjual dengan harga $69 juta dolar pada Maret
2021 lalu. Hal ini menunjukkan apresiasi terhadap aset-aset NFT yang sama
tingginya dengan karya seni fisik.
Sebagian besar, NFT diperdagangkan memakai ether (ETH), koin buatan Ethereum. Seperti namanya, "non-fungible", NFT merupakan aset digital yang mewakili barang berharga dengan nilai yang tak bisa ditukar atau digantikan.
Mengapa
NFT bisa mahal?
Alasan
orang rela membayar mahal demi berkas NFT pun bermacam. Bagi penikmat karya
seni, alasannya bisa sebagai apresiasi. Bagi karya seperti swafoto Ghozali,
meskipun terlihat remeh, konsistensinya membuat foto selama lima tahun dapat
menjadikan karyanya bernilai. Di lain sisi, aspek ketokohan juga kadang
berpengaruh dalam penjualan aset NFT. Tokoh kenamaan seperti Jack Dorsey dan
Edward Snowden pernah merilis NFT yang laku jutaan dolar AS.
Selain
itu, pembeli juga bisa jadi berspekulasi harga itemnya akan terus naik dan ia
akan mendapatkan keuntungan.
Kenapa
Orang Membeli NFT?
1.
Aset NFT tersebut memiliki nilai
sejarah yang dimiliki oleh orang yang berpengaruh atau tokoh publik pemilik
nama tersohor.Sehingga dengan nilai sejarah itu aset NFT menjadi
memiliki nilai yang tinggi dan hanya akan dimiliki oleh satu orang di seluruh
dunia.
2.
Aset NFT tersebut dibuat oleh orang
terkenal. Dengan sebuah nama
yang populer, seseorang tidak akan berpikir dua kali untuk hal itu.Nama
orang yang terkenal bisa jadi sangat berharga bagi sebagian orang. Sehingga memiliki keinginan untuk memilikinya
meski dengan harga yang tinggi.
3.
Aset NFT tersebut
memiliki narasi yang kuat. Sebuah
narasi yang kuat dalam dunia aset digital akan sangat berpengaruh
pada harga jualnya. Semakin kuat narasi akan lebih banyak peminat
untuk mengoleksinya dengan bayaran yang fantastis.
4.
NFT
seni memungkinkan seseorang untuk melacak semua transaksi setelah penjualan
awal sebuah objek digital. Karena itu, fitur pelacakan juga memungkinkan
pemilik awal objek mendapat royalti abadi dari objek digital tersebut.
5.
Desain
teknologi NFT memicu spekulasi, karena jumlah barang digital yang dibuat satu
seniman masih terbatas, sementara yang mencarinya kian banyak, maka muncul
investor dan spekulasi yang sama-sama membuat harga jual sebuah NFT makin mahal.
Sumber:
Detik.com
https://portalmajalengka.pikiran-rakyat.com
www.kompas.com
0 Comments:
Post a Comment