Saturday, October 12, 2019

MENGENAL RESOLUSI VIDEO UHD (4K)

Resolusi 4K (4096×2160) memiliki 4000 pixel secara horizontal dan berarti 4x lebih besar dibandingkan Full HD (1080), praktis foto & video yang diambil menggunakan teknologi 4K akan memiliki detail dan kualitas yang jauh lebih baik. Ada 2 standar 4K yang dikenail, Digital Cinema Initiatives 4K (DCI 4K atau Cinema 4K) dengan resolusi 4096 x 2160 dan Ultra HD dengan resolusi 3840 x 2160 . Cinema 4K menawarkan resolusi vertikal sedikit lebih tinggi. Ultra HD diadopsi untuk perangkat konsumen karena memiliki rasio aspek 16:9 yang sama dengan display. Namun peningkatan kualitas ini datang dengan harga yang juga harus dibayar: waktu yang lebih lama untuk proses render dan memory/hardisk yang lebih besar untuk menyimpan masing-masing video tersebut. KENAPA MESTI PAKAI RESOLUSI 4K? Alasan umumnya adalah karena memiliki kualitas yang sangat bagus. Jadi kalau Anda memiliki resource-nya (Kamera 4K, Memory support 4K dan kapasitas besar, serta komputer yang kuat untuk rendering video/foto 4K), maka lakukan saja. Cukup pertimbangkan waktu editingnya saja (yang jelas lebih lama). Alasan teknisnya adalah, resolusi ini memungkinkan kita untuk post-process (editing) jauh lebih bebas, dan akan sangat terasa jika Anda menggunakannya untuk video. Misalnya:
1. Crop semaunya sendiri, dan tetap dapat hasil yang bagus .Dulu fotografer kalau ditanya kenapa memilih Megapixels yang lebih besar, jawabannya selalu: agar bisa crop lebih leluasa. Sekarang, solusi crop ini hadir untuk videografer juga. 

 2. Panning dan Zooming secara sempurna. Percaya deh, walaupun udah pakai slider (sebagus-bagusnya slider), pasti masih saja ada goncangan kecil. Dengan 4K, kita bisa crop dan melakukan efek panning dan zooming di dalam satu clip, tanpa harus benar-benar menggunakan slider. 

 3.Scaling lebih mudah Seringkali saat mengedit kita membutuhkan scaling (zoom) karena berbagai alasan, misalnya: menyempurnakan komposisi, kebutuhan shot dsbnya. Dengan source 4K jika di scaling kualitas gambarnya masih cukup baik setara full HD ataupun 2K. 

 4. Close Shot, Medium Shot, & Long Shot, semua cukup take 1x. Bagi anda yang sering ngedit pasti pernah merasa kesulitan saat stock shot gambar tidak ada variasi size shotnya, sehingga dengan 4K selama tidak berubah angle, kita bisa mendapatkan semuanya (close, medium, dan long shot) dalam 1x take.tentunya dengan kualitas yang masih cukup baik. 

 5.Jika membutuhkan gambar stil dengan kualitas yang baik,cukup lakukan capture dari video yang ada dengan resolusi 4K,kemudian anda olah fotonya maka kualitas hasilnya masih terlihat cukup baik dan anda tidak perlu memotret secara khusus. 

6.Dengan memiliki camera 4K setidaknya anda tidak perlu upgrade untuk beberapa tahun kedepan. PERLU NGGAK SIH BELI KAMERA 4K? Jika hasil yang anda perlukan tidak membutuhkan resolusi yang sangat tinggi, apalagi anda hanya sekedar mendokumentasikan sebuah acara ataupun seorang youtuber yang output videonya cukup dengan resolusi full HD dan dana yang anda miliki minim maka sepertinya anda tidak perlu mengupgrade kamera anda. Namun jika anda memiliki dana yang cukup selayaknya mengupgrade kamera anda. Dengan merekam menggunakan resolusi 4K dapat meningkatkan kualitas video kita berlipat lipat. Anda akan merasakan perbedaanya ketika output video sama-sama HD atau Full HD, video yang direkam menggunakan resolusi 4K akan menunjukkan ketajaman dan detail yang lebih jelas dibandingkan dengan video yang sejak awal direkam menggunakan resolusi Full HD. Pertimbangannya adalah ini: jika Anda memilih membeli kamera non 4K (apalagi untuk kepentingan video), makan lifespan-nya akan pendek. Kenapa? Karena teknologi semakin maju. Jika kemarin hanya sedikit kamera 4K, kedepannya akan lebih banyak. Jika dulu memoy tidak support, sekarang bahkan beberapa produsen menyediakan memory support 4K dengan ukuran 128GB. Jika saat ini internet di Indonesia masih belum cepat untuk upload, mungkin tahun depan sudah bukan masalah. Jadi pilihan anda di tangan anda “ Welcome 4K”.

Thursday, February 14, 2019

Sinematografi vs Videografi

foto

Seorang sinematografer biasa juga disebut sebagai director of photography (DOP). Seorang sinematografer adalah orang yang bertanggungjawab atas kru kamera dan lighting. Tanggungjawab sinematografer juga mewujudkan apa yang di inginkan sutradara yang berhubungan dengan teknis dan artistik seperti pemilihan lensa, pencahayaan, komposisi, penggunaan filter, pergerakan kamera, dan masih banyak lagi. Intinya semua yang berhubungan dengan aspek visual dalam film.Setiap keputusan yang diambil oleh sinematografer juga harus sesuai dengan keinginan sutradara dan konsep cerita.Pada produksi skala besar seperti layar lebar, seorang sinematografer umumnya tidak mengoperasikan kamera,karena itu adalah tugas seorang operator cameraman.

Thursday, February 7, 2019

Mengenal Teknik Produksi TV

Mengenal Teknik ProduksiTelevisi

Berbagai macam teknik produksi digunakan dalam membuat sebuah program televisi. Teknik yang digunakan bisa berdasarkan format program, besar kecilnya program dan peralatan yang digunakan. Menurut buku “video production handbook” karya Gerald Millerson dan Jim Owens,  teknik produksi terdiri dari:

IMG_20150527_202301

1.Single Camera

Proses produksi yang menggunakan satu camera yang memiliki alat perekam sendiri. Metode shoting menggunakan satu camera dengan pola pengambilan gambar secara individual dengan shot dan angle yang berbeda beda,beberapa teknik lain yang masih di sebut single camera adalah penggunaan beberapa camera,dengan pembagian pengambilan gambar agar dapat menghemat waktu,namun masin masing camera merekam  sendiri.

Menggunakan single camera memberikan kebebasan luar biasa kepada sutradara baik pada saat pengambilan gambar maupun saat editing nanti, sutradara bebas mengatur dan memilih berbagai versi pada shot yang ada, sehingga gambar yang di gabungkan tersebut menjadi indah. Umumnya teknik single kamera ini digunakan dalam produksi drama, liputan.