Wednesday, October 15, 2025

“FFS 2025: Saat Siswa-Siswi SMA Berubah Jadi Sutradara Hebat!”

Jakarta — Festival Film Sosiologi (FFS) kembali digelar sebagai agenda tahunan Departemen Kominfo BEMP Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Tahun ini, ajang bergengsi tersebut berlangsung pada Jumat, 10 Oktober 2025, di Gedung Ki Hajar Dewantara lantai 9, UNJ, dan diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia.


Dewan juri berfoto bersama para pemenang

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas siswa-siswi SMA sederajat dalam memproduksi film pendek bertema sosial. FFS 2025 menghadirkan tiga juri dari berbagai latar belakang profesional, yakni Nur Syafitri, S.I.Kom (SMK Taruna Bhakti), Teguh Setiawan, S.Pd., M.I.Kom (Dekan Vokasi IMDE), dan Devi Septiandini, M.Pd (Dosen Pendidikan Sosiologi UNJ).

Menurut Dr. Rusfadia Saktiyanti Jahja, M.Si., Koordinator Program Studi Sosiologi UNJ, festival ini menjadi wadah positif bagi generasi muda untuk berpikir kritis dan berkreasi melalui media film.

“Kegiatan seperti ini sangat relevan dengan karakter anak muda masa kini yang dekat dengan dunia film dan digital. Harapannya, semakin banyak siswa yang berpartisipasi di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

baca juga 

Lewat karya film yang dihasilkan, peserta diharapkan mampu menggugah kesadaran penonton terhadap isu pendidikan, literasi digital, dan kepedulian lingkungan, serta mendorong lahirnya solusi atas berbagai persoalan sosial di sekitar mereka.


Dewan juri sedang melakukan penilaian

Selaku ketua pelaksana, Chayara mengungkapkan rasa bangganya atas suksesnya penyelenggaraan acara tahun ini. Sementara itu, Teguh Setiawan, S.Pd., M.I.Kom, yang bertindak sebagai juri sinematografi dan editing, menyampaikan apresiasinya terhadap kualitas karya peserta.

“Banyak film yang sudah bagus secara visual dan menarik dalam pengeditannya. Semoga para peserta terus belajar dan berlatih agar karya mereka semakin berkualitas di masa depan,” ungkapnya.

Dengan mengusung tema isu pendidikan, FFS 2025 menayangkan tujuh film terbaik hasil karya orisinal peserta. Pemutaran film tersebut tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi sarana inspirasi dan refleksi sosial bagi masyarakat terhadap kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. (teg)


Sunday, October 5, 2025

Upload Foto, Tulis Prompt, Unduh Hasilnya. Semudah Itu!

Pernahkah Anda membayangkan bisa mengubah atau menggabungkan foto hanya dengan menuliskan sebuah kalimat sederhana? Jika dulu hal itu membutuhkan keahlian desain tingkat tinggi dan software yang rumit, kini siapa saja bisa melakukannya dengan mudah. Teknologi kecerdasan buatan (AI) memungkinkan kita menciptakan gambar baru dari foto yang kita miliki, hanya dengan mengandalkan prompt instruksi teks yang sederhana namun penuh makna.


Bayangkan Anda punya dua foto: satu foto wajah dan satu foto pemandangan. Dengan aplikasi ini, Anda cukup menuliskan perintah seperti “Gabungkan wajah dengan latar pegunungan di waktu senja” dan dalam sekejap hasilnya akan muncul, siap diunduh. Inilah revolusi baru dalam dunia fotografi digital yang membuat siapa pun bisa menjadi kreator visual.

Artikel ini akan menjelaskan langkah-langkahnya.

1.      Klik Link berikut

https://gemini.google.com/share/855c56640f6b

2.      Mengunggah Foto

Langkah pertama adalah memilih foto yang ingin digunakan sebagai bahan dasar. Pengguna cukup klik tombol Upload Foto, lalu pilih file gambar dari perangkat mereka. Aplikasi secara otomatis akan memproses file dan menampilkannya di layar.

Contoh: Anda ingin menggabungkan dua foto satu foto pemandangan dan satu foto manusia. Cukup unggah keduanya sekaligus.


3.       baca juga  Mengenal Prodi Produksi Media

Menuliskan Prompt

Bagian inti dari aplikasi ini adalah prompt, yaitu instruksi berupa teks yang memberi tahu AI bagaimana foto-foto tersebut harus digabungkan.

Prompt bisa berupa deskripsi singkat maupun detail, misalnya:

  • “Gabungkan foto wajah dengan latar belakang pegunungan seperti lukisan.”
  • “Tambahkan suasana malam dengan cahaya bulan dan bintang.”
  • “Jadikan kedua foto terlihat seperti poster film futuristik.”

Semakin jelas prompt yang ditulis, semakin sesuai pula hasil yang dihasilkan oleh AI.

 Contoh hasil prompt

masukan dua foto dan tuliskan prompt


Hasil generate

4.       Proses Penggabungan dengan AI

Setelah foto diunggah dan prompt ditulis, klik tombol Proses/Gabungkan. Aplikasi Anda akan bekerja di balik layar, memanfaatkan model AI untuk:

  • Menganalisis foto yang diunggah,
  • Menyusun komposisi sesuai instruksi prompt,
  • Menghasilkan foto baru yang sesuai keinginan.

Proses ini biasanya berlangsung cepat, hanya dalam beberapa detik hingga menit, tergantung ukuran file dan kompleksitas permintaan.

baca juga Mahasiswa Promed belajar AI

5.       Mengunduh Hasil

Begitu foto selesai diproses, pengguna bisa langsung melihat hasilnya di layar. Jika sudah sesuai, tinggal klik tombol Unduh Hasil. Foto akan tersimpan di perangkat dengan kualitas tinggi, siap dibagikan atau digunakan sesuai kebutuhan.

 

Tips Agar Hasil Maksimal

  • Gunakan foto dengan resolusi baik agar hasil gabungan terlihat tajam.
  • Tulis prompt yang spesifik, misalnya: “Gabungkan wajah dengan latar kota Jogja di pagi hari”, bukan hanya “gabungkan foto”.
  • Jika hasil pertama belum sesuai, coba variasikan prompt dengan kata-kata lain.

 

 

 

 

 

 

Sunday, September 28, 2025

“Kreator Hebat Ditolak Gara-Gara Alat? Ironi Zaman Digital”

Kadang saya suka heran, ada aja lowongan kerja atau project yang syaratnya harus punya device tertentu. Rasanya agak aneh. Emangnya ide, kreativitas, dan kerja keras bisa diukur dari alat yang dipakai?

Menurut saya sih, device bagus itu cuma bonus. Punya kamera canggih, laptop kenceng, atau HP yang mahal memang bisa mempermudah proses. Tapi kalau dijadikan syarat mutlak, akhirnya malah bikin banyak orang kreatif tersisih. Padahal mereka mungkin punya ide segar dan semangat belajar yang lebih tinggi dibanding yang sudah “bermodal”.

Kreativitas Bukan Soal Alat

Saya percaya, yang bikin konten bagus itu bukan alatnya, tapi orang di baliknya.

  • Orang bisa bikin video menarik cuma pakai HP sederhana, asalkan ceritanya relate.

  • Skill ngedit bisa dipelajari pelan-pelan, nggak harus langsung jago.

  • Konsistensi jauh lebih penting, karena dari situlah orang berkembang.

Kalau mikir harus punya device mewah dulu baru bisa berkarya, ya kapan mulainya?

Efek dari Syarat Device

Nah, kalau lowongan kerja terus-terusan menekankan device tertentu, efeknya bisa diskriminatif. Orang-orang yang sebenarnya berbakat tapi belum punya modal besar otomatis tersingkir. Padahal dunia digital harusnya jadi ruang yang terbuka, tempat siapa aja bisa menunjukkan karyanya.

Jadi, Apa Pentingnya Device?

Menurut saya, device itu ibarat alat bantu. Sama kayak pensil buat penulis atau kuas buat pelukis. Penting? Iya. Tapi apakah menentukan hasil akhir? Nggak selalu. Yang lebih menentukan adalah ide, cara eksekusi, dan konsistensi berkarya.

Penutup

Jadi kalau kamu lihat lowongan kerja yang syaratnya ribet soal device, coba pikir dua kali. Apakah mereka benar-benar cari talenta, atau cuma cari orang yang kebetulan punya alat tertentu?

Karena pada akhirnya, kreativitas sejati lahir dari pikiran, bukan dari genggaman gadget mahal.

Saturday, August 9, 2025

Guru Wajib Tahu! Trik Adopsi AI ala Onno W. Purbo yang Bikin Murid Semangat Belajar

Di era transformasi digital saat ini, perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) telah merambah hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Perubahan ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan bagi para pendidik. AI tidak lagi hanya menjadi wacana teknologi masa depan, melainkan sudah menjadi alat nyata yang dapat membantu proses belajar mengajar secara lebih efektif, personal, dan adaptif. Bagi guru, menguasai dan memanfaatkan AI bukan hanya meningkatkan kualitas pengajaran, tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia kerja dan kehidupan di abad ke-21 yang serba cepat.


Onno W. Purbo, salah satu tokoh teknologi terkemuka di Indonesia, memandang adopsi AI di kelas sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran guru sebagai fasilitator pembelajaran. Menurutnya, AI dapat menjadi mitra yang meringankan beban administratif, menyediakan sumber belajar yang kaya, serta membantu menyusun materi sesuai kebutuhan dan gaya belajar siswa. Namun, implementasi AI di sekolah tidak dapat dilakukan secara instan dibutuhkan pemahaman, perencanaan, dan strategi yang matang agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal, sekaligus menghindari dampak negatif yang mungkin muncul.

Bagi yang ingin mempelajari lebih lanjut, materi lengkap karya Onno W. Purbo dapat diunduh dan digunakan secara bebas melalui tautan berikut: Download Materi Adopsi AI di Kelas. Silakan dimanfaatkan untuk pengembangan pembelajaran di kelas, dengan tetap mencantumkan nama pembuat sebagai bentuk penghargaan.

Monday, July 7, 2025

Googol, Brand Besar Akibat Salah Ketik !

Kita sering menganggap typo atau salah ketik sebagai kesalahan kecil yang memalukan—apalagi kalau sedang ngetik caption, tugas kuliah, atau bahkan skripsi. Tapi siapa sangka, ada beberapa brand besar dunia yang justru lahir karena typo, dan sekarang malah dikenal secara global!

Yup, typo bukan selalu musibah. Kadang malah jadi berkah! Ini dia beberapa contoh menariknya:


1. Google – Dari “Googol” Jadi Mesin Pencari Dunia

Awalnya, pendiri Google ingin menamai mesin pencari mereka “Googol”, sebuah istilah matematika untuk angka 1 yang diikuti 100 nol. Nama ini dipilih untuk menggambarkan misi Google dalam mengorganisasi informasi sebanyak mungkin.

Tapi ketika mendaftarkan domain, mereka salah ketik jadi “Google”. Dan ya, sampai sekarang nama itulah yang melekat—dan jadi salah satu brand paling berpengaruh sedunia.


2. Pepsi – Dari “Brad’s Drink” ke Nama Baru karena Kesalahan

Sebelum dikenal sebagai Pepsi, minuman ini bernama “Brad’s Drink”, dari nama penciptanya Caleb Bradham. Ia kemudian ingin mengganti nama menjadi “Pepsin”, merujuk pada enzim pencernaan untuk menekankan manfaat kesehatannya (walau sekarang jadi ironi ya, hehe).

Namun saat proses pengemasan dan branding, terjadi salah cetak/penulisan, dan hasilnya jadi “Pepsi”. Anehnya, nama typo ini justru lebih catchy dan mudah diingat.

 


3. Sony Vaio – Typo atau Inovasi?

Meski bukan typo murni, brand VAIO milik Sony awalnya disalahpahami. Nama ini adalah singkatan dari “Video Audio Integrated Operation”. Namun banyak yang menyebutnya hanya karena keren dilihat dan dibaca.

Akhirnya, karena banyak kesalahan penyebutan dan desain logo yang ambigu, justru VAIO jadi brand teknologi yang dikenal karena tampilannya yang estetis—padahal lahir dari kekacauan branding internal.



 

4. Reebok – Salah Ketik Nama Hewan

Brand sepatu ini awalnya ingin menggunakan nama “Rhebok”, yang merupakan sebutan Afrika Selatan untuk sejenis kijang cepat dan lincah. Tapi karena typo, tertulis jadi “Reebok”.

Lucunya, typo ini malah bikin nama brand terdengar lebih modern dan global-friendly. Sampai hari ini, Reebok tetap identik dengan gaya sporty dan streetwear.


5. Skype – Dari "Sky Peer-to-Peer"

Skype awalnya bernama Sky Peer-to-Peer, menggambarkan teknologi mereka untuk melakukan panggilan via internet (peer-to-peer). Nama ini kemudian disingkat jadi “Skyper”.

Namun, ketika domain “skyper.com” sudah diambil, mereka menghapus huruf ‘r’ agar tetap bisa digunakan, dan lahirlah nama Skype. Lagi-lagi, typo karena ketersediaan domain justru membawa hoki!

 


Kesimpulan: Jangan Takut Typo, Siapa Tahu Jadi Rezeki

Dari semua cerita di atas, ada satu pelajaran penting: Kesalahan bukan akhir dari segalanya. Bahkan, kadang kesalahan kecil seperti typo bisa membuka pintu kesuksesan besar.

Jadi, buat kamu yang sedang merintis brand, bisnis, atau project kreatif, jangan terlalu stres kalau ada salah ngetik. Siapa tahu, itu justru jadi ciri khas yang bikin brand-mu menonjol!

 

Saturday, June 28, 2025

Mengenal Program Studi Produksi Media, IMDE


Di era digital seperti sekarang, kebutuhan akan konten kreatif dan berkualitas semakin tinggi—baik untuk media sosial, platform streaming, hingga industri hiburan dan edukasi digital. Program Studi Produksi Media hadir menjawab tantangan ini dengan membekali mahasiswa kemampuan produksi konten audio visual yang relevan dan adaptif. Di sini, kamu nggak cuma belajar teori, tapi juga praktik langsung menggunakan teknologi terkini seperti kamera broadcast, sistem editing digital, hingga software livestreaming. Semua dirancang agar lulusannya siap bersaing di industri kreatif digital yang terus berkembang
.

Program Studi Produksi Media - Institut Media Digital Emtek

Program Studi Produksi Media

Mencetak Talenta Profesional di Bidang Produksi Konten Media Digital.

Pelajari Lebih Lanjut

Gambaran Umum

Program Studi Produksi Media dirancang untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi profesional yang kompeten di industri media yang dinamis. Anda akan belajar berbagai aspek produksi media, mulai dari konsep, pra-produksi, produksi, hingga pasca-produksi untuk berbagai platform seperti televisi, film, radio, media online, dan konten digital.

Kami fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan teoritis yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini, memastikan lulusan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.

Overview Produksi Media

Mengapa Program Studi Produksi Media?

  • Relevansi dengan Era Digital
    Program Studi Produksi Media dirancang untuk menjawab kebutuhan industri kreatif dan digital yang terus berkembang, dengan fokus pada produksi konten multiplatform yang adaptif terhadap perubahan teknologi.
  • Kurikulum Berbasis Praktik dan Proyek Mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga pengalaman langsung melalui praktik produksi, baik secara individual maupun kolaboratif, menggunakan peralatan standar industri.
  • Dosen Profesional dan Praktisi Industri Pengajaran dilakukan oleh tenaga pengajar yang berpengalaman, terdiri dari akademisi dan praktisi aktif di bidang media dan komunikasi, sehingga materi ajar selalu up-to-date dan aplikatif.
  • Fasilitas Lengkap dan Modern Mahasiswa mendapatkan akses ke seluruh studio Indosiar & SCTV, dan melakukan praktik dengan peralatan standar broadcast.
  • Peluang Karier yang Luas Lulusan memiliki kompetensi untuk berkarier sebagai produser, sutradara, content creator, jurnalis multimedia, manajer media sosial, hingga entrepreneur di bidang media digital.
  • Integrasi dengan Dunia Industri Program ini menjalin kemitraan strategis dengan berbagai media, agensi kreatif, rumah produksi, dan platform digital untuk membuka peluang magang, riset terapan, hingga rekruitmen langsung.

Kurikulum

Kurikulum kami dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan di bidang produksi media dan selalu diperbaharui sesuai perkembangan.

Semester I

  • Pendidikan Religiusitas
  • Pancasila & Kewarganegaraan
  • Bahasa Indonesia
  • Pengenalan Perangkat Produksi
  • Pengantar Jurnalistik
  • Pengantar Ilmu Komunikasi
  • Dasar-Dasar Logika
  • New Media & Implementasi

Semester II

  • Fotografi
  • Public Speaking
  • Penulisan Naskah Drama
  • Penulisan Naskah Nondrama
  • Psikologi Komunikasi
  • Motion Graphic
  • Komunikasi Visual
  • Jurnalistik Multimedia

Semester III

  • Digital Videografi I
  • Editing I
  • Directing
  • Audio For Production
  • Lighting
  • Manajemen Produksi Media
  • English For Media
  • Teknik Reportase & Wawancara

Semester IV

  • Digital Videografi II
  • Editing II
  • Literasi Digital
  • Art & Aesthetics
  • Hukum & Etika Media
  • Produksi Media Digital
  • Riset Konten Media

Semester V

  • Distibusi Bisnis Media
  • Feature & Documenter
  • Media Entrepreneurship
  • Streaming Production
  • Pengantar Animasi
  • Programming TV & Media
  • Metode Penulisan Ilmiah

Semester VI

  • Studio Production
  • TV News Production
  • AI For Content Creation
  • Social Media Strategy
  • Sport Media Productions
  • Transmedia Storytelling
  • Manajemen Penyiaran TV

Semester VII

  • Falsafah Emtek
  • Magang Industri

Semester VIII

  • Tugas Akhir

Prospek Kerja

Lulusan Program Studi Produksi Media memiliki peluang karir yang luas di berbagai sektor industri, antara lain:

  • Broadcasting Crew (Cameraman, Audioman, Lightingman, Floor Director)
  • Sutradara & Asisten Sutradara
  • Editor Video/Audio
  • Videografer & Sinematografer
  • Penulis Naskah
  • Jurnalis Multimedia
  • Live Streamer
  • Youtuber & Film Maker
  • Content Creator & Influencer
  • Media Enterpreneur

Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)

Setelah menyelesaikan program ini, mahasiswa diharapkan mampu:

  • Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proyek produksi media dari awal hingga akhir.
  • Menguasai teknik dan teknologi produksi video, audio, dan multimedia terkini.
  • Menciptakan konten media yang kreatif, informatif, dan relevan untuk berbagai platform.
  • Menganalisis tren industri media dan mengadaptasi strategi produksi.
  • Berkomunikasi secara efektif dan bekerja dalam tim produksi.
  • Memahami etika dan regulasi dalam produksi dan penyebaran media.

Testimoni Mahasiswa

Foto Mahasiswa 1

Djenar L Kinanti

Mahasiswa Produksi Media, 2022

"Menjadi mahasiswa produksi media membuat saya mengenal bahwa terdapat banyak jenjang karir dalam dunia kreatif yang dapat dipelajari dan ditekuni. Program studi ini juga menyediakan pembelajaran dan fasilitas yang mendukung perkembangan kreatif mahasiswa!"

Foto Mahasiswa 2

Annisa NFZ

Mahasiswa Produksi Media, 2023

"Belajar di program studi ini membuka jalan saya untuk berkreasi tanpa batas. Banyak proyek seru yang membuat saya merasa siap terjun ke dunia industri sejak sekarang dan yang saya paling suka adalah kolaborasi antarmahasiswa karena kami belajar produksi dari awal hingga tayang."

Foto Mahasiswa 3

Anita S Simatupang

Mahasiswa Produksi Media 2024

"Ketika saya melangkahkan kaki untuk memasuki dunia produksi media dengan segala kebutaan saya akan prodi ini, rasa takutlah yg menghantui saya.Namun semua berubah seiring proses yang terjadi. Relasi, kemampuan digital, pengalaman berharga yg tak pernah dijalani menjadikan saya sebagai individu yang lebih berkualitas!"

Wednesday, May 28, 2025

“Gak Perlu Shooting! Ini Cara Gila Bikin Video Keren dari Prompt "

Halo, mastepedian!

Pernah nggak sih kamu kepikiran bikin video sinematik cuma modal ngetik teks aja? Sekarang udah bisa, lho! Kenalin: VEO 3 dari Google DeepMind, AI generatif video yang bisa ngehasilin video super realistis hanya dari prompt alias deskripsi teks. Cocok banget buat kamu yang pengen eksplorasi dunia video tapi belum jago editing.



Tapi… sayangnya, saat artikel ini ditulis, VEO belum tersedia resmi di Indonesia. Tapi tenang, kita bisa tetap coba pakai VPN. Yuk, aku kasih tahu step by step-nya!

Yuk, kita bahas step-by-step gimana cara bikin video pakai prompt di VEO 3!

Apa Itu VEO 3?

VEO 3 adalah model video generatif dari OpenAI yang bisa bikin video sinematik hanya dari prompt teks. Bayangin aja, kamu ketik:

“Seseorang berlari di tengah hujan dengan kamera sinematik dan pencahayaan dramatis, suasana seperti film Blade Runner”…dan voila! keluar video pendek yang keren banget ala Hollywood. 😍.

baca juga Cara Dapat Akun VEO 3 Pro  

Langkah 1: Siapkan VPN

Karena akses VEO belum tersedia di Indonesia, kita perlu “pindah lokasi” dulu pakai VPN. Kamu bisa pakai layanan VPN seperti: ProtonVPN (gratis), TunnelBear (gratis terbatas) Surfshark / NordVPN (berbayar tapi stabil)
Tips: Pilih lokasi server USA atau UK yang punya akses ke VEO Beta.

Langkah 2: Akses VEO

  1. Aktifkan VPN dan pastikan koneksi kamu terdeteksi di luar Indonesia.
  2. Buka browser dan login ke akun https://gemini.google/overview/video-generation/?hl=id. (pastikan akunmu sudah pro)
  3. Kalau sudah dapat akses beta, akan muncul opsi untuk generate video dari prompt.

4. Pastikan VEO 3 sudah aktif

 

Langkah 3: Tulis Prompt

Ini bagian paling seru. Kamu tinggal tulis deskripsi video yang kamu mau, jika bingung bisa minta bantuan ChatGPT.

Tips nulis prompt:

  • Gunakan bahasa Inggris
  • Tambahkan gaya visual (contoh: cinematic, warm, dreamy, horror)
  • Sertakan gerakan kamera kalau mau (contoh: drone shot, tracking, close up)

 baca juga Tips Membuat Prompt

Langkah 4: Tunggu dan Unduh

Setelah prompt dikirim:

  • VEO akan memproses (biasanya butuh beberapa menit).
  • Setelah jadi, kamu bisa preview dan download videonya.
  • Saat ini ada limitasi penggunaan VEO untuk generate video, sehingga pikirkan prompt yang dibuat agar sesuai.
CONTOH PROMPT & HASIL VIDEO
  1. Prompt 1 Seorang kakek Indonesia memakai batik dan sarung dengan penuh semangat keluar dari kerumunan nenek-nenek di pasar tradisional yang ramai. Dia berdiri gagah di depan kerumunan nenek-nenek yang memakai kebaya dan jilbab warna-warni. Kakek tersebut berteriak lantang, "IMDE!" Nenek-nenek menjawab serentak dengan semangat, "Pasti Bisa!" Kakek kembali berteriak, "IMDE!" dan nenek-nenek menjawab, "Adaptif, Kreatif, Kompetitif!" Kemudian kakek berteriak ketiga kalinya, "Emtek Institut!" Semua nenek serentak menjawab dengan penuh semangat, "Invent Your Future!" Suasana penuh semangat, penuh energi positif, dengan latar belakang pasar tradisional yang ramai, tenda-tenda warna-warni, dan suasana hidup khas Indonesia.

  1. Prompt 2  A slow-motion cinematic shot of a beautiful young Indonesian woman standing confidently on a rooftop in Jakarta during golden hour. She wears a casual yet stylish outfit and holds a camera in her hand. The warm sunset bathes the skyline behind her. The camera slowly zooms in from a wide drone shot to a medium close-up. She smiles, looks directly into the lens, and speaks in clear Indonesian:

    🎙️ “Suka bikin konten? Suka cerita dan kreatif? Yuk, kuliah di Produksi Media bareng aku. Biar karya kita bisa didengar dunia!”